"Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi."
(Penggalan QS. Ar Ra'd : 17)

Pelepasan?



Aku melepaskanmu sekarang,
Tak ingin lagi aku menduakan hati ini,
Aku pun tak ingin berkhianat pada jodohku yang aku pun masih bertanya "Siapakah dia?"
Bukan karena aku kecewa,
Bukan karena aku menyerah,
Bukan.

Kuyakinkan hati ini tak terluka,
Untuk sekarang ataupun nanti,
Kuyakinkan aku tak akan bergantung lagi padamu,
Untuk sekarang ataupun nanti,

Kamu, jangan lagi berbuat baik lagi padaku,
Karena itu akan membuatku semakin sulit,

Tuhan terima kasih telah mempertemukanku dengannya,
Tuhan terima kasih telah menjadikannya ujian untuk hatiku,




Jakarta, 29 November 2016
www.anitasarisukardi.com


Muhammad Naswir Graduation Binus 2016

Image result for graduation
Muhammad Naswir Second Graduation
"Ilmu menjaga ahlinya untuk selalu taqwa dan berhias malu. Jika kagum pada diamnya, dia bicara. Jika kagum pada bicaranya, dia diam. (Adz Dzahabi)"
***

Kulaju si vio (sebutan motor matic merah Vario kesayangan yang sudah 4 tahun lebih menemaniku) secepatnya menuju JCC Senayan setelah aku menyelesaikan kebersamaanku dengan adik-adik binaan di SMK Said Naum. Aku pun tak begitu peduli begitu teriknya mentari pagi ini karena hari ini adalah hari yang begitu istimewa untukku. Karena hari ini abang secara resmi mendapatkan gelar sarjananya.

Kudapati ribuan senyum mengembang di penjuru ruangan wisuda, bahkan satu-dua orang tak segan meneteskan air mata. Termasuk seorang ibu keturunan tionghoa yang kini menceritakan betapa bahagia dan bangganya beliau. Adalah anak keduanya yang sedang diwisuda.

Pikiranku pun melayang mengingat betapa besarnya pengorbanan abangku yang satu ini. Yah aku sendirilah yang menyaksikan perjuangannya. Aku ingat betul beberapa tahun ke belakang, ia pergi ke Bali mengikuti program dan aku menggantikan kuliahnya. Mengingat hal itu, aku malu sejujurnya. Karena nilai tugas yang sempat aku kerjakan tak mendapatkan hasil maksimal. Maafkan aku bang. Beberapa hal lain yang aku tahu abang harus berjuang dari Bandung-Jakarta sekedar untuk menempuh ujian. Beberapa kali abang drop karena selain kuliah ia juga menyantri di Bandung.

Kini kulihat dia begitu gagah dan tampan mengenakan baju wisuda, lengkap berdampingan dengan ayah, mama serta beberapa adiknya (salah satu adiknya tidak hadir karena sedang belajar di Pesantren Gontor). Tanpa sadar senyumku pun mengembang, ingin rasanya air mata ini pun luruh, namun kutahan. Bunga dan hadiah kecil kuserahkan kepadanya secara langsung. Doa-doa pun mengudara, syukur tak terkira aku panjatkan kepada Allah yang begitu baiknya menjaga kami. Terima kasih ya Allah untuk hari ini. Terima kasih Ya Allah untuk waktu yang masih diberikan. Aku paham betul selanjutnya akan ada ujian yang lebih kuat lagi. Maka Ya Allah Ya Rabb mampukan kami semua untuk melalui ujian-Mu ini.

Aku pun berharap, 2018 Aku pun akan menyemat gelar itu. Meskipun aku tak seberuntung abang dengan lengkapnya orang tua, aku akan tetap bahagia. Karena aku yakin "Bahagia tak melulu soal kebersamaan, tapi bahagia adalah doa-doa yang mengangkasa yang membuat Allah meridhai semua yang kami usahakan"

Jakarta, 26 November 2016 | ©www.anitasarisukardi.com
In Memories: Muhammad Naswir, S.Kom
Image Source: Personal Album

Meninggalnya Nabi Muhammad

Muhammad


Pagi itu Rasulullah dengan suara terbata-bata berkhutbah. "Wahai umatku. Kita semua dalam kekuasaan Allah dan Cinta kasih-Nya. Maka taat dan bertakwalah kepadaNya. Kuwariskan dua perkara pada kalian, Al Quran dan Sunnahku. Siapa yang mencintai sunnahku, berarti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintai aku akan masuk surga bersama-sama aku.’”

Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu. Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca. Umar menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang. Ali menundukkan kepala. Isyarat telah datang. Saatnya sudah tiba. “Rasulullah akan meninggalkan kita semua,” keluh hati sahabat. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya. Tanda-tanda itu semakin kuat. Ali dengan cekatan memeluk Rasulullah yang lemah dan goyah ketika turun dari mimbar.

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Di dalamnya, Rasul terbaring lemah dengan kening berkeringat membasahi pelepah kurma alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar ucapan salam. “Bolehkah saya masuk?” tanyanya. Fatimah tidak mengizinkannya masuk. “Maafkan, ayahku sedang demam,” katanya. Ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya: “Siapakah itu wahai anakku?”, “Tak tahulah ayahku, sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,” tutur Fatimah lembut. Rasulullah menatap putrinya dengan pandangan menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah putrinya hendak dikenangnya. “Ketahuilah. Dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara. Dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malakul maut!” kata Rasulullah. Fatimah pun menahan ledakan tangisnya.
Ketika Malaikat maut datang mendekat, Rasul menanyakan kenapa Jibril tidak menyertainya. 

Kemudian dipanggilah Jibril yang sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah ini.
“Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?!” tanya Rasulullah dengan suara amat lemah. “Pintu-pintu langit telah terbuka. Para malaikat telah menanti ruhmu. Semua surga terbuka lebar menanti kedatanganmu,” kata Jibril. Ternyata itu tidak membuat Rasul lega. Matanya masih penuh gambaran kecemasan. “Engkau tidak senang mendengar kabar ini?” tanya Jibril. “Kabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?”
“Jangan khawatir Ya Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: Kuharamkan surga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,” kata Jibril. Detik-detik semakin dekat. Saatnya Izrail melakukan tugasnya. 

Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. “Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini,” Rasulullah mengaduh lirih. Fatimah terpejam. Ali yang berada di sampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. “Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?” tanya Rasulullah pada malaikat pengantar wahyu itu. “Siapakah yang sanggup melihat kekasih Allah direnggut ajal,” kata Jibril. Kemudian terdengar Rasul memekik karena sakit yang tidak tertahankan. “Ya Allah!! Dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku.”

“Badan Rasulullah mulai dingin, kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya: Uushikum bis Shalati, wa maa malakat aymanukum. Peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antara kamu.”
“Di luar pintu, tangis pun mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan. “Ummatii….. Ummatii……. Ummatii….”

“Berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Allahumma sholli ‘ala Muhammad wa baarik wa salim ‘alaihi.”
“Betapa cintanya Rasulullah kepada kita. Betapa sayangnya beliau kepada pengikutnya yang belum pernah dilihatnya sekalipun,” tutur Ibu.


Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com


Original Writer: Ketua Stikosa-AWS (Staf Ahli Majalah Al Falah)
Image Source: Unknown

Wasiat Rasul Kepada Ummatnya



Dari Adu Dzar Al Ghifari ra., ia berkata: "Kekasihku (Rasulullah) saw berwasiat kepadaku tentang 7 hal antara lain sebagai berikut:
  1. Supaya aku mencintai orang-orang miskin dan dekat dengan mereka.
  2. Beliau memerintahkan aku agar aku melihat kepada orang yang berada di bawahku dan tidak melihat orang yang berada di atasku.
  3. Beliau memerintahkan agar aku menyambung silaturahmiku meskipun mereka berkata kasar kepadaku.
  4. Aku dianjurkan untuk memperbanyak ucapanlaa haulaa walaa quwwata illaa billaah (tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah).
  5. Aku diperintahkan mengatakan kebenaran meskipun itu pahit.
  6. Beliau berwasiat agar aku tidak takut celaan orang yang mencela dalam berdakwah kepada Allah.
  7. Dan beliau melarang aku agar tidak meminta-minta sesuatu pun kepada manusia.
Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Unknown

Rumah Quran

Rumah Quran
Darul 'Ilmi 

بسم الله الرحمن الرحيم
Bandung October 12, 2014

Rumah Quran lahir sebagai wujud dan mimpi kami untuk menjaga Al Quran hingga hari akhir itu tiba. Mimpi kami sederhana, Rumah Quran ini adalah tempat belajar, tempat diskusi/sharing wawasan Al Quran yang Allah meridhoi-Nya. Harapan kami kecil, yaitu mewujudkan hati yang saling terpaut karena Al Quran.

Rumah Quran

Seperti kita bernafas, kami ingin Rumah Quran mengalir seperti itu. Dan cukuplah Allah sebagai penolong kami.



Bandung, Oktober 2014 | ©www.anitasarisukardi.com
 Image Source: Personal Album

Melatih Anak Mandiri



#SerialBaca
Berikut adalah beberapa tips untuk melatih anak agar bisa mandiri:
  1. Berikan pujian terhadap kegiatan positif yang telah dilakukan anak, meskipun hasilnya kurang memuaskan. Hal ini akan memberikan motivasi kepada anak untuk berbuat yang sama di lain waktu.
  2. Orang tua atau pengasuh, jangan secara langsung memberikan bantun jika anak mengalami kesulitan. Berikan dorongan agar anak tidak mudah menyerah.
  3. Jika anak menginginkan sesuatu seperti kartun di televisi, buku bacaan, atau majalah anak, berilah kesempatan kepada anak untuk memilih. Jika memang apa yang dipilih kurang baik untuk mereka, berikan alasan yang dapat diterima mengapa harus memilih yang lain.
  4. Dorong dan terus berilah motivasi untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang positif untuk anak. Setelah orang tua mengetahui bahwa itu adalah bakat si anak, pupuk dan latih terus bakat anak.
  5. Sekali-kali ajak dan pancing si anak berdiskusi dan memberikan pendapat terhadap suatu permasalahan.
  6. Ajak anak untuk peka terhadap lingkungan dan membantu sesamanya, baik itu teman di sekolah maupun di rumah.
  7. Ajak anak untuk berkhayal tentang masa depan, misalnya apa yang menjadi cita-citanya kelak.
  8. Ajarkan anak bergantung kepada Tuhan. Ajarkan ketauhidan serta ibadah sejak dini. Sehigga nantinya jika anak mendapatkan suatu masalah yang berat, anak tidak akan terjerumus paa hal-hal negatif seperti narkoba, minupan keras, balapan liar dan yang lainnya.
Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Unknown

Perpustakaan Di Jakarta

Daftar Perpustakaan Di Jakarta

Bagi pecinta buku perpustakaan sudah pasti menjadi surga tersendiri untuk mereka. Termasuk saya. Berikut adalah beberapa daftar perpustakaan di Jakarta.

01. Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi DKI Jakarta
Jalan Cikini Raya No. 73, Komplek TIM, Jakarta Pusat 10330 | bpadjakarta.net

02. Perpustakaan Japan Foundation
Jalan Jenderal Sudirman Kaveling 61-62 Gedung Summitmas I lantai 2 | jpf.or.id

03. Perpustakaan Ditjen Penataan Ruang Kementrian PU
Jalan Pattimura 20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan | pustaka.penataanruang.net

04. Perpustakaan Goethe-Institut
Jalan Sam Ratulangi 9-15 Jakarta | goethe.de | info@jakarta.goethe.org

05. Perpustakaan Public Information Center World Bank of Jakarta
Jakarta Exchange Tower Level 13, Jalan Jenderal Sudirman Kav. 52-53 | worldbank.org | wsonda@worldbank.or.id

06. Perpustakaan Freedom Institute
Jalan Proklamasi No. 41, Menteng, Jakarta Pusat | freedom-institute.org

07. Perpustakaan Regional Office Science Bureau For Asia and the Pacific UNESCO Jakarta
Jalan Galuh II/5, Kabayoran Baru, Jakarta Selatan | unesco.org | jakarta@unesco.org

08. Perpustakaan Umum Jakarta Selatan
Jalan Gandaria Tengah V, Jakarta Selatan

09. Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat | perpus.uinjkt.ac.id

10. Perpustakaan Umum Jakarta Pusat
Tanah Abang I Kebon Jahe Jakarta Pusat | perpustakaanumum-jakpus.go.id | info@perpustakaanumum-jakpus.go.id

11. Perpustakaan Universitas Islam Jakarta
Jl. Balai Rakyat Utan Kayu Jakarta Timur | uid.ac.id | informasi@uid.ac.id

12. Perpustakaan BKKBN DKI Jakarta
Jl. Permata No. 1, Halim Perdanakusumah Jakarta | pustaka.bkkbn.go.id | bpad@bpadjakarta.net

13. Perpustakaan Pusat Universitas Negeri Jakarta
Jl. Rawamangun Muka Jakarta 13220, DKI Jakarta | lib.unj.ac.id | administrator@unj.ac.id

14. Perpustakaan Daniel S. Lev
Jalan Puri Imperium Office Plaza, UG-16 – Jl. Kuningan Madya Kav. 5-6. | danlevlibrary.net

15. Perpustakaan Diknas
Jalan Jenderal Sudirman,  Gedung A lantai 1 dan Mezanin, Senayan | perpustakaan.kemdiknas.go.id

16. Perpustakaan Universitas Indonesia
Gedung Crystal of Knowledge, Kampus UI, Depok | lib.ui.ac.id

17. Perpustakaan Rujak Center for Urban Studies (RCUS)
Gedung Ranuza lantai 2, Jalan Timor No. 10, Menteng, Jakarta Pusat | rujak.org

18. Perpustakaan Fakultas Ushuludin dan Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gedung Fakultas 2 lantai II Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat, Jakarta Selatan | fuf-library.uinjkt.ac.id

19. Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi PERBANAS Jakarta
Jalan Perbanas, Karet Kuningan, Setiabudi, Jakarta Selatan | stieperbanas.ac.id | pustaka@stieperbanas.ac.id

20. Perpustakaan Nasional
Jalan Salemba Raya 28A, Jakarta Pusat | pnri.go.id

Menjadi Wanita yang Lebih Utama Dibandingkan Bidadari Surga

Wanita Di Dunia Lebih Utama Dibandingkan Bidadari Surga
***
Kenapa wanita lebih utama dibandingkan dengan bidadari di surga? Benarkah itu? 
#SerialBaca
Akhirnya dalam sebuah buku, kutemukan mengenai jawaban permasalahan ini. Kata yang terangkai indah dan semoga kelak kutemukan jawabnya dari Rasulullah.


Aku bertanya, "Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita di dunia ataukah wanita bidadari bermata jeli?"
Beliau menjawab, "Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang tidak terlihat"

Aku bertanya, "Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?"
Beliau menjawab, "Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, "Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridha dan tak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya." (HR Ath Thabrani, dari Ummu Salamah)

Subhanallah, subhannallah
Segala puji bagi Allah semesta alam



Bandung, 2016 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Unknown

Menanamkan Tauhid Pada Anak


"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya’qub. (Ibrahim berkata), ‘Wahai anak-anakku, sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan memeluk agama Islam.’"

(Q.s. Al-Baqarah:132)
#SerialBaca

Usia (tahun)
Materi
Keterangan
Baru lahir – 2 bulan
Membiasakan anak dengan lafal “la ilaha illallah”
- Bisikkan lafal ini di telinga anak.
2 bulan – 6 bulan
Membiasakan anak dengan lafal syahadat “asyhadu alla ilaha illallah wa asyhadu anna muhammadan rasulullah”
- Pada usia 2 bulan, ketika anak digendong biasanya anak mulai lebih sering menatap ibunya.
- Tatap mata anak ketika mengucapkan lafal tsb.
- Lafal tsb agak panjang; bersabarlah membiasakan anak dengannya.
6 bulan – 1,5 tahun
Biasakan anak mendengar lafal dzikrullah (tasbih, tahmid, takbir, tahlil) dan kalimah thayyibah (istigfar, basmalah, isti’adzah, dll.)
-
1,5 tahun – 2 tahun
Mulai bertanya-jawab dengan anak tentang “siapa tuhanmu?”
- Disesuaikan dengan kemampuan bicara anak.
- Tahap 1: orang tua memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu? Allah”)
- Tahap 2: orang tua memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya.
2 tahun – 2,5 tahun
- Mulai bertanya jawab dengan anak tentang “siapa tuhanmu?”, “apa agamamu?”, “siapa nabimu?”
- Jawaban atas tiga pertanyaan ini sekaligus sebagai jati diri bagi anak (Tuhannya, agamanya, dan nabinya).
- Disesuaikan dengan kemampuan bicara anak.
- Tahap 1: orang tua memberi pertanyaan sekaligus jawabannya (contoh: Ibu: “Usamah, siapa tuhanmu? Allah”)
- Tahap 2: orang tua memberi pertanyaan, anak diminta menjawabnya.
- Mengajarkan rububiah Allah (contoh: Allah yang ciptakan Usamah. Allah yang ciptakan Ummi. Allah yang ciptakan Abi. Allah yang ciptakan pohon. Allah yang ciptakan kucing. Dst ….)
- Biasanya pada usia ini anak mulai lebih sering bertanya tentang objek di sekelilingnya, “Apa ini, Bu?”
- Mengajarkan rukun islam.
- Mengajarkan rukun iman.
- Diberikan bila sekiranya anak memang sudah lancar berbicara.
- Setiap orang tua bisa mempertimbangkan apakah materi ini akan memberatkan anak bila diberikan bersamaan dengan materi “siapa tuhanmu, apa agamamu, siapa nabimu?”.
2,5 – 3 tahun
- Mengajarkan tauhid asma’ wa sifat Allah.
- Mengaitkan kegiatan sehari-hari dengan asma’ wa sifat Allah. Contoh:
* Anak makan berdiri.
“Allah Maha Melihat. Kita malu kalau Allah melihat kita makan berdiri.”
* Anak enggan shalat.
“Allah cinta sama orang yang rajin shalat.”
- Disesuaikan dengan daya-tangkap anak.
- Ketika pertama kali mengajarkan nama Allah atau sifat Allah ulangi hingga tiga kali.
- Beberapa asma’ wa sifat Allah yang bisa coba diajarkan dalam rentang usia ini:
* Allah di atas ‘arsy.
* Allah Maha Melihat
* Allah Maha Mendengar
* Allah Cinta
* Allah Marah
- Mengajarkan keberadaan surga dan neraka.
- Untuk mengajarkan konsep targhib dan tarhib.
Referensi
  1. Tsalatsatul Ushul, karya Syekh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab.
  2. Qawa’idul Arba`, karya Syekh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab.
  3. Al-‘Aqidah Al-Wasithiyyah, karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.
  4. Fiqhul Asma`il Husna`, karya Syekh Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr.


Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Unknown

Bentuk Persahabatan



#SerialLiqo
Berikut adalah macam-macam persahabatan
  1. "Ta'aruffan" , persahabatan yg terjalin krn pernah berkenalan secara kebetulan, seperti pernah bertemu di kereta api, halte, rumah sakit, kantor pos, ATM, bioskop dan lainnya.
  2. "Taariiihan", persahabatan yg terjalin krn faktor sejarah, misalnya teman sekampung, satu almamater, pernah kost bersama, diklat bersama dan sebagainya.
  3. "Ahammiyyatan", persahabatan yg terjalin krn faktor kepentingan tertentu, seperti bisnis, politik, boleh jadi juga karena ada maunya dan sebagainya.
  4. "Faarihan", persahabatan yg terjalin karena faktor hobbi, seperti teman futsal, badminton, berburu, memancing, dan sebagainya.
  5. "Amalan",  persahabatan yg terjalin karena satu profesi, misalnya sama-sama dokter, guru, dan sebagainya.
  6. "Aduwwan", seolah sahabat tetapi musuh, didepan seolah baik tetapi sebenarnya hatinya penuh benci, menunggu, mengincar kejatuhan sahabatnya, "Bila engkau memperoleh nikmat, ia benci, bila engkau tertimpa musibah, ia senang" (QS 3:120).Rasulullah mengajarkan doa", Allahumma ya Allah selamatkanlah hamba dari sahabat yg bila melihat kebaikanku ia sembunyikan, tetapi bila melihat keburukanku ia sebarkan."
  7. "Hubban Iimaanan", adlh sebuah ikatan persahabat yg lahir batin, tulus saling cinta & sayang krn ALLAH, saling menolong, menasehati, menutupi aib sahabatnya, memberi hadiah, bahkan diam2 dipenghujung malam, ia doakan sahabatnya.Boleh jadi ia tidak bertemu tetapi ia cinta sahabatnya krn Allah Ta'ala.

"Teman-teman karib pada hari itu saling bermusuhan satu sama lain, kecuali mereka yang bertakwa"

QS. Az Zukhruf : 67
Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album 

Kisahku dan Ketiga Istriku


Ketika poligami menjadi sesuatu yang menakutkan, kami sudah menjalaninya dengan menyenangkan. Aku dikaruniai 3 istri yang sangat mendukung perjuanganku. Ketiga istriku saling bersinergi menghadirkan surga di dunia ini menuju surga sebenarnya nanti.

Aku menikahi istri pertamaku pada saat usiaku masih sangat belia. Aku jatuh hati pada pandangan pertama. Tak perlu waktu lama untuk memproses pernikahanku. Istri pertamaku sangat sayang kepadaku, ia selalu menuntun dan membimbingku setiap aku ditimpa masalah dalam hidup. Aku tak akan pernah kehilangan cinta kepadanya.

Istri pertamakulah yang menunjukkan aku pada calon istri keduaku. Aku banyak mengetahui dia dari istri pertamaku itu. Begitu banyak hal yang menarik yang ditunjukkan calon istri keduaku itu, maka tak perlu waktu lama, akupun segera menikahinya. Aku begitu bersemangat, bergairah hidup bersama keduanya.

Tak berhenti sampai disini kebahagiaanku. Kedua istriku itu membujukku untuk segera memperistri seorang akhwat shalihah yang aku sendiri belum pernah mengenal dia sebelumnya, kecuali dari selembar biodata dan sehelai pas foto hitam putih ukuran 4×6. Bahkan usiaku belum genap 22 tahun saat itu. Tapi karena aku sudah sangat percaya kepada kedua istriku itu, maka dengan mengucap bismillah aku menikahi istri ketigaku.

Alhamdulillah lengkap sudah kebahagiaanku, apalagi di kemudian hari dari rahimnya terlahir 5 orang anak yang lucu-lucu. Tapi dibanding yang lainnya, istri ketiga ini paling banyak berkorban. Demi kedua istriku sebelumnya, dia lebih banyak mengalah untuk memberiku waktu lebih banyak bersama mereka. Dia sudah tahu bahwa aku menikahi istri pertama dan kedua atas dasar cinta, tapi aku menikahi istri ketigaku atas dasar cintaku pada kedua istriku pertamaku itu. Cinta itu baru tumbuh belakangan, setelah kutahu bahwa dia begitu cinta kepadaku. Istriku ketigaku pun sangat hormat, cinta dan sayang kepada dua istri pertamaku.

Istri pertamaku bernama Ilmu, dia begitu bercahaya di hatiku. Istri keduaku bernama Dakwah, ia begitu menginspirasi gerak kehidupanku. Dan istri ketigaku itulah istriku sebenarnya, yang rela menikah denganku atas bimbingan Ilmu dan Dakwah . Semoga cinta ini kekal hingga ke surga.

Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com

Image Source: No Image

Memilih Sekolah Untuk Anak

#SerialBaca
1. Perhatikan baik2 mulai kita datang dan bertanya informasi apakah disambut dengan baik, ramah, di jelaskan dengan sabar; atau malah sebaliknya tidak ada yang menyapa, tidak ramah, tidak paham info dan di pimpong kesana kemari.
Itu artinya secara sistem dan kesiapan sekolah dan sumber dayanya masih berantakan dan tidak terkordinasi dengan baik; itu akan sangat berdampak pada anak saat proses belajar mengajar berlangsung. Jika gurunya tidak ramah pada kita saat itu Bisa dipastikan banyak guru yang tidak ramah, tidak sabar pada saat mengajar anak kita disekolah.
2. Pada saat kita bertanya tentang sekolah, apakah sekolah meminta komitment pada orang tua, jika perlu dalam bentuk resmi di tanda tangani untuk mengajak orang tua bekerjasama dalam menyelesaikan masalah anak secara tuntas hingga ke rumah, atau lebih banyak membahas syarat2 administrasi pendaftaran dan biaya2 yang harus di bayarkan ?
Itu artinya sekolahnya lebih fokus pada administratif dan keungan daripada ke anak didiknya dan proses pendidikannya. Sekolah semacam ini biasanya terlihat mentereng dan keren tapi muridnya banyak mengalami masalah dan tertekan.
3. Apakah banyak tukang jualan makanan yang tidak jelas di depan sekolah? atau memiliki kantin sendiri atau anak malah di anjurkan membawa bekal dari rumah.
Jika sekolah membiarkan banyak tukang jualan maknan dan anak dibolehkan membelinya berarti sekolah tersebut tidak peduli pada kesehatan anak kita terutama pada makanan yang berpotensi mengandung racun atau bahkan narkoba (zaman sekarang banyak gula2 yang disisipi narkoba - seperti berita2 investigasi di tv).
4. Pergilah ke kantin sekolah tersebut saat anak2 istirahat dan makan disana; perhatikan apa obrolan mereka, apakah mereka menggunakan kata yang halus dan sopan atau sebaliknya; dan bagaimana mereka bergaul disana apakah lebih banyak memuji atau mengejek atau malah "nge gank" dan tidak membaur saat makan;
jika anak membicarakan hal-hal negatif dan melakukan hal-hal negatif itu artinya prilaku itulah yang nanti akan ditularkan pada anak kita dan dibawa pulang kerumah. Artinya sekolah kurang peduli pada perkembangan akhlak anak.
5. Pergilah ke Toiletnya setelah lihat kelasnya ; apa bila toiletnya kotor dan bau; jelas bahwa sekolah tersebut tidak peduli pada kebersihan. Karena Toilet adalah ukuran kebersihan sekaligus barometer kepedulian dari pihak pengelola terhadap institusi yang dipimpinnya.

Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: No Image

Adab Memahami Ilmu

Ilmu
***

#SerialBaca
Ilmu bukanlah diukur dengan seberapa "rajin" seseorang menghadiri majelis ilmu (tanpa menafikan wajibnya menuntut ilmu & menghadiri majelis ilmu) atau seberapa banyak orang memanggilnya "ustadz".
Tetapi ilmu adalah sejauh mana rasa TAKUT seseorang kepada Allah. Yang dengan rasa takutnya itu ia akan senantiasa melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Yang dengan rasa takutnya itu ia akan senantiasa menjaga relung-relung hatinya dari sifat ujub, sombong, hasad, dusta dan berbagai penyakit hati lain yang dapat membinasakannya.

Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu berkata: “Ilmu itu bukanlah banyaknya (hafalan) riwayat, melainkan rasa takut (kepada Allah).” (Al Fawa’id, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah).

ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH, itulah ORANG YANG BERILMU, yang dengan ilmunya menyampaikan RASA TAKUT KEPADA ALLAH.

Allah Ta’ala berfirman: “Sesungguhnya yang TAKUT KEPADA ALLAH di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama (orang yang berilmu).” (QS. Fathir: 28).

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah menjelaskan: “Maknanya adalah, tidak ada yang merasa takut kepada-Nya kecuali SEORANG YANG BERILMU. Ini artinya, Allah memberitakan bahwa SETIAP ORANG YANG TAKUT KEPADA ALLAH maka ITULAH ORANG YANG BERILMU.”


Bandung, 2016 | ©www.anitasarisukardi.com
Material Source : Al-Iman, takhrij Syaikh Al-Albani rahimahullah
Image Source : Unkown

Adab Membetuk Golden Habbits


Golden Habbit

#SerialBaca
Sebagai makhluk yang Allah ciptakan secara sempurna, maka masing-masing individu wajib untuk menjadi pribadi yang baik. Pribadi yang baik adalah pribadi yang mampu di terima oleh diri sendiri dan orang lain.


Lantas bagaimana seseorang bisa menjadi pribadi yang lebih baik? Berikut ini adalah beberapa kebiasan yang dapat dilakukan seseorang untuk menjadi pribadi yang lebih baik:

  1. Sholat
    Membiasakan (a) Shalat Fardhu di awal waktu dan berjama’ah; (b) Shalat Tathawwu’: shalat sunnah rawatib, dhuha, tahajjud,taubat atau tasbih.
  2. Puasa Sunnah
    Membiasakan puasa sunnah (3 hari sebulan, Senin- Kamis, atau seperti puasa Nabi Daud).
  3. Zakat Infaq Shodaqo
    Zakat wajib = 2,5 persen dari total penghasilan. Infaq dan sedekah secara istiqomah misalnya satu hari menyisihkan uang 2.000 rupiah untuk Palestina. Atau semampunya.
  4. Adab Islami
    Membiasakan beradab(cara-cara) islami dalam setiap kegiatan yang diajarkan oleh rasul.
  5. Tadarrus Al Qur’an
    Membiasakan tadarrus Al-Qur’an secara rutin, misalnya 1 juz 1 hari sehingga mampu khatam dalam sebulan, jika tak sanggup sebulan 1 juz baca 1 hari satu lembar, jika tak sanggup baca 1 halaman, jika tak sanggup baca satu ayat, jika tak sanggup baca satu ayat.
  6. Membaca ilmu
    Membiasakan membaca hal yang bermanfaat, misalnya minimal 1 jam per hari untuk membaca buku, jika tak sanggup maka semampunya.
  7. Liqo (mengaji)/Pengajian Umum
    Membiasakan diri untuk mengaji minimal 1 minggu sekali. Berkumpul untuk berdzikir kepada Allah.
  8. Berjamaah & Berorganisasi
    Dalam rangka mengajak kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf (perbuatan yang mendekatkan kepada Allah) dan mencegah perbuatan dari yang munkar.
  9. Berpikiran Positif
    Membiasakan diri untuk berpikir positif dalam segala hal, terutama ketika menyikapi sesuatu hal yang terjadi.
  10. Olahraga
    Biasakan olahraga untuk menjaga kesehatan minimal 1 minggu sekali(dengan perbanyak jalan), naik gunung atau jalan-jalan ke pantai, bersepeda, dan makan yang halal dan toyib.

Taman Menteng - Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album

Pertimbangan Dalam Membantu Orang Lain



#SerialBaca
Agama ini (Islam) sangat sempurna, dia mengajarkan segala hal yang kita dibutuhkan untuk tetap berada jalan yang lurus. Selain untuk diri sendiri, agama ini pun mengajari kita bagaimana kita untuk berhubungan dengan orang lain. Termasuk memberikan bantuan kepada orang lain.

Berikut adalah beberapa pertimbangan yang harus kita fikirkan ketika akan memberikan bantuan kepada orang lain:
  1. Apakah saya mampu untuk memberikan sejumlah uang ini?
  2. Apakah langkah ini tidak membuat saya merasa dirugikan?
  3. Apakah langkah saya ini tidak merugikan dia dalam jangka panjang?
  4. Apakah ada langkah lebih baik yang bisa saya lakukan untuk melakukan pemberian ini?
  5. Apakah ada jalur yang lebih aman atau tepat atau bermanfaat untuk membantu pemberian ini?
  6. Apakah saya orang yang tepat untuk membagi ini?
  7. Apakah saya tidak berlebihan?
Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Unkown

Kesinambungan dalam Tarbiyah (Istimrorituttarbiyah)

#SerialLiqo
Berlelah-lelah kami berjuang untuk memeluk akhirat, sesungguhnya cukuplah dunia ini menjadi persinggahan.

Rasanya begitu terlambat saya berbagi materi apa yang telah saya dapatkan dari tarbiyah. Ah begitu bodohnya saya, kenapa harus terlambat menyadari apa itu arti berbagi hanya karena ketakutan yang nanti akan saya pertanggungjawabkan. Sudahlah. Cukuplah hati ini tertuju, yang jelas berbagi bukanlah perihal uang atau barang. Tak apalah, dibanding tidak sama sekali.

***

Kesinambungan dalam tarbiyah mempunyai 3 prinsip dasar. Antara lain sebagai berikut:
  1. Murabbi dan muttarabbi harus didasari keimanan, niat yang ditujukan hanya kepada Allah.
  2. Adanya hubungan yang harmonis antar anggota tarbiyah.
  3. Pengorbanan yang tulus pada masing-masing individu.

Kenapa tarbiyah harus dilakukan seumur hidup? Kenapa tarbiyah "Never ending?"
  1. Tarbiyah bertujuan untuk mensolehkan diri.
  2. Tarbiyah bertujuan untuk mensolehkan orang lain.
  3. Untuk pencapaian point 1 dan 2 tidak bisa dilakukan dengan instan. Karena itulah tarbiyah harus dilakukan dengan ekstra sabar.
  4. Karena kadar keimanan naik turun, maka tarbiyah menjadi reminder bagi pelakunya.

Lalu apa perbedaan tarbiyah dengan majelis?
  1. Tarbiyah sebagai fungsi kontrol, karena antar anggota akan saling mengingatkan, menguatkan dan saling mengevaluasi.
  2. Tarbiyah berjalan 2 arah, antara yang memberikan materi dengan peserta terdapat komunikasi. Namun bukan hanya sekedar komunikasi peserta bertanya dan pemateri menjawab pertanyaan. Yaitu lebih ke porsi evaluasi dan perhatian.

Di dalam tarbiyah, terdapat ukhuwah. Di mana tingkatan ukhuwah sebagai berikut:
  1. Saling mengenal
  2. Saling memahami
  3. Saling menolong/membantu
  4. Saling menanggung
  5. Mendahulukan Orang lain
Tingkatan ukhuwah dipelajari sebagai bekal untuk bermasyarakat yaitu dalam adab berhubungan dengan orang lain.

Said Naum - Jakarta, 27 Agustus 2016 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: No Image

Keutamaan 10 Hari Awal Bulan Dzulhijah

#SerialLiqo
Ada masaku untuk berbagi, mungkin ini saja. Catatan kecil dari apa yang aku dapat. Yang aku coba mengamalkan dengan segenap jiwa dan raga. Langkah kecil untuk mengejar keridhaan dari Allah. Tuhanku.
*** 

Dinamakan bulan Dzulhijjah, karena orang Arab, sejak zaman jahiliyah, melakukan ibadah haji di bulan ini. Orang Arab melakukan ibadah haji sebagai bentuk pelestarian terhadap ajaran Nabi Ibrahim ‘alaihissallam. Dzulhijjah adalah bulan keduabelas dan terakhir dalam penanggalan hijriyah. Umat Islam berbeda pendapat dalam menentukan awal Dzulhijah.

Berikut adalah keutamaan 10 hari awal di bulan Dzulhijjah:

1. Dari Ibnu Abbas, Rasul bersabda:
“Tiada hari-hari yang amalan sholeh di dalamnya lebih dicintai oleh Alloh daripada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rosululloh, tidak pula jihad di jalan Alloh?" Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam menjawab: "Tidak juga jihad di jalan Alloh, kecuali seorang yang berangkat dengan jiwa dan hartanya kemudian tidak ada yang kembali sedikit pun " 
[HR al-Bukhori. Lafadz ini dari riwayat at-Tirmidzi]

2. Dari Jabir bin Abdullah, Rasul bersabda:
"Hari yang paling utama di dunia adalah hari sepuluh Dzulhijjah."

3. Ayat Al Quran
"Dan demi malam yang sepuluh." (Qs. al-Fajr: 2)

Keutamaan Orang yang Meninggal Syahid vs Malam Lailatul Qodar
a.  Jenasah orang mati syahid adalah suci. Jenasah tidak perlu disucikan terlebih dahulu ketika akan dibumikan. Jenasah orang yang meninggal di malam lailatul qadar masih disucikan.

b.  Orang meninggal karena syahid sudah dijamin Allah masuk syurga (sudah pasti) dan terlihat orang manusia awam. Orang yang meninggal di malam lailatul qadar hanya Allah dan orang-nya saja yang tahu.

c.  Orang yang meninggal syahid akan secara langsung melewati syiratalmustaqim. Orang yang meninggal dengan keutamaan lailatul qadhar akan mendapatkan kemudahan saja (cepat, lari, merangkak).

Amalan-amalan pada bulan dzulhijjah
1. Berhaji
2. Berkurban
   “Jika telah masuk sepuluh hari pertama Dzulhijjah dan salah seorang dari kalian ingin berkurban, maka janganlah ia mengambil rambut dan kulitnya sedikitpun.” 
[HR. Muslim]

   Ada beberapa ulama berpendapat bahwa berkurban hukumnya menjadi wajib, apabila mampu.

3. Sholat Ied
4. Puasa Sunnah
   Diutamakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, namun jika ingin 10 hari di awal bulan dzulhijjah diperbolehkan karena puasa sunnah 9 Dzulhijjah (Puasa Arafah) dilakukan untuk mengikuti keadaan Wukuf orang yang sedang berhaji.

5. Sholat Malam
6. Dzikir
7. Menuntut Ilmu
8. Sedekah
9. Tilawah

Semoga Allah meridhai ilmu kita, semoga Allah mengampuni kita semua. Amin

Naum - Jakarta, 02 Maret 2016 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: No Image

Purnama Malam Ini di Jakarta

Full Moon at Jakarta
***

Tak pernah menyangka kalau malam ini kau terlihat begitu sempurna tanpa keraguan padahal seharian hujan deras mengguyur kota Jakarta. Aku berjalan pelan melalui genangan-genangan air sisa-sisa hujan tadi. Tanpa sadar aku pun hanyut dalam kenangan-kenangan itu.

Quran, Buku, Pantai dan Kota Bandung, dua hal yang akan selalu mengingatkanku padamu. Aku berjanji pada diriku, aku akan melupakan rasa yang tak pantas itu. Orang-orang menyebutnya "Cinta". Aku sendiri tak paham tentang apa itu, sesuatu yang lain dan tentu sesuatu yang berbeda.

Lambat laun aku semakin mengerti, tentang apa itu. Mungkin Allah mempertemukanku denganmu untuk membuatku belajar dan lebih mengerti tentang kehidupan. Saat ini, ketika Allah memperkenankan kamu menyapa aku jauh lebih tegar. Kamu ujian untukku, dan aku pun ujian maut untukmu.



Jakarta, 14 November 2016 | ©www.anitasarisukardi.com
 Image Source: Personal Album

Bagaimana Menjadi Diri Sendiri

Tak ada salahnya kita lebih mementingkan diri sendiri daripada orang lain, namun jangan terlalu lama. Jangan terlalu nyaman dengan kesendirianmu.

*** 

Kini baru aku mengerti, tak selalu apa yang kita lakukan itu baik. Mungkin baik di matamu. Namun tahukah kau bahwa bisa jadi itu menjadi pisau tajam yang bisa memutus denyut nadi kawanmu?

Pusing bukan kepalang memang, kalau misalnya kita selalu memikirkan orang lain. Tapi setidaknya menjadi dewasa dan lebih bijak itu yang harus kita mampui. Dewasa yang bukan sekedar umur. Namun sayangnya ketika kita bersikap demikian, pasti ada saja pihak yang tidak akan mengerti dan tak ingin belajar memahami.

Ketika kita berhadapan dengan orang lain, dimanapun itu termasuk di tempat kerja. Jangan pernah "SOK TAU", kalaupun kamu memahami sesuatu maka cukuplah kamu untuk memastikan. Jangan mendahului, i mean masing-masing orang itu memiliki cara pandangnya sendiri. Ketika kamu bertindak demikian yang pasti akan membuat orang lain terluka.

Jakarta, 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: No Image

Terpisah Sejenak



Mungkin kita lebih baik berpisah sementara,
sejenak menjadi kepompong dan menyendiri,
berdiri malam-malam, bersujud dalam-dalam

Bertafakur bersama iman yang menerangi hati,
hingga tiba waktunya menjadi kupu-kupu yang terbang menari

Malantun kebaikan di antara bunga,
menebar keindahan pada dunia

Ujian Cinta


Mencintamu dalam diam,
Tak ada kesempatan di dunia ini untuk berbicara akan cinta,
dan biarkan ia tetap diam

Jika memang benar diam itu bukan milikku,
biarkan Allah yang menghapuskan cinta ini dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang lebih berhak

Entah di dunia atau,
akhirat

Waktu berlalu,
biarkan mencintai dalam diam menjadi memori tersendiri di sudut hati ini, 
menjadi rahasia antara aku dengan Sang Pemilik hati, Sang Pembolak Balik Hati

Aku belajar mencintai dengan keimanan dan ketundukanku untuk Allah
Aku berjuang agar menang dari nafsuku
Aku berjuang menjaga malu dan memelihara kesucian hati ini

Ujung lidah yang lunak tak akan pernah terlukiskan oleh aktifitas,
yang mampu engkau lihat dengan mata telanjang

Inilah caraku mencintaimu,
belajar mencintai dengan cara Fatimah dan Ali
cinta yang disatukan dengan iman
Berharap menjadi fatimah yang tak sekalipun mengungkap rasa pada Ali
Dan membawamu menjadi Ali bin Abi Thalib yang tak akan mengecewakan bahkan menduakan  

Teman Masa Lalu, Teman Masa Depanku

Teman

Aku yang hanya sanggup membaca kisah kalian, aku yang hanya sanggup mendoakan kalian. Aku tak berharap kalian akan mengingatku. Cukuplah aku disini dengan rindu ini.

Memori-memori itu membuka lembarannya. Tak lama memang kita dekat, atau bahkan mungkin kalian juga tak berfikiran kita dekat sama sekali. Namun entah apa yang membuat gerangan hati ini slalu ada kalian. Mungkin kalian sibuk dengan cara kalian masing-masing. Kalian sibuk dengan cerita-cerita baru yang kalian torehkan untuk masa depan, sama juga hal-nya denganku.

Kamu sekarang sudah di dunia sana. Aku ingat ketika kita bermain gerobak, dan seketika aku melambung ke atas. Ternyata gerobak itu terjungkit. Aku ingat ketika kita rasa-rasanya terbang, yang ketika kita sadar ternyata pohon yang kita naiki tumbang. Alm. Agustin Separingga

Sahabat, film ini bagus loh. Sahabat aku ingat kali ketika kita nonton film the parfume itu. Kau di dekatku melihatnya takjub. Aku masih sangat ingat berkali-kali kau memanggilku sahabat. Sahabat ati-ati ya, sahabat kok kamu kurus sih. Haha, nyatanya sekarang aku gendut sahabat. Aku tak sanggup mengingatku, aku takut kamu di sana terbebani oleh aku yang di sini menginginkanmu. Silvia Nungki

Aku ingat ketika kamu membawa susu kotak itu, yah. Kamu dengan segala kegalakanmu padaku. Engkau yang sibuk dengan macam-macam urusanmu, tapi aku tau kala itu Allah mengirimkanmu untukku. Dan kita yang bersama hingga larut malam di kampus. Aku rindu kebersamaan kita, aku rindu tutur katamu padaku. Dwi Julya Fatmasari

Kala itu kamu terbaring dirumah sakit, kurus. Kurus sekali. Aku hanya sanggup menahan air mata dalam hati. Karena aku tau aku bukan orang yang dekat denganmu, kamu dengan banyaknya kawanmu. Tapi aku suka sekedar, mba bla bla bla. Aku merindukanmu, yang engkau dengan pelukan hangatmu menenangkanku. Maulida Mafaza

Gorengan gorengan itu, tiap pagi, tiap liqo. Kamu tak capek-capeknya mengakuiku sebagai teman dengan segala sikap keababilanku. Aku rindu ketika kamu bilang, "ih nita ih". Yuniar S

Nyit nyit, pie pie. Iyah mah. Slalu saja dengan panggilan itu. Iya kan Mah? Niken Desi

Aku ingat kita tidur seranjang, aku ingat kita selalu jadi korban HIMATEK, aku selalu suka mengantarmu. Kita yang sering jalan sampai larut. Kiki Agnia

Aku ingat kala itu kita masak sayur asem. Ikan asin. Ah, suka sekali. Jalan-jalan bareng. Ih pernah ke pantai dong (kita cewe cuma berdua). Trus yang satunya slalu saja kalem. Aku berdoa untuk kalian cepat menikah. Hihihi. Iffa Tyara & Rayhana Meutia Asman, Dini H.

Kita satu atap, kita yang sering makan bersama. Kita yang sering menghabiskan waktu bersama. Kini kau jauh di sana. Surabaya. Dan kau yang kini sudah menikah. Aku ingat saat kalian berdua bertengkar, anak kecil memang. Tapi aku merindukannya. Citra Najih & Dede Ayu Lestari

Aku ingat kala itu kita pergi ke bogor, dan aku menangis di sana. Yah perjalanan itu, aku merindukannya. Aku rindu sekedar dipeluk olehmu. Ingatkah kamu kita sering luntang-luntung berdua? Intan Afiah

Kamu meninggalkanku sangat jauh. Kita berbeda kini dan aku sangat paham. Kau dengan anak cantikmu, bahkan bagiku dia juga anakku. Aku rindu kita berdampingan menuju stadiun manahan hanya untuk olahraga. Aku rindu setiap hari kita duduk di bangku yang sama, meskipun mungkin kala itu aku tak berarti bagimu atau bahkan bagi 2 orang yang slalu di depan bangku kita atau belakang kita. Aku selalu menepis otakku yang selalu berfikir mungkin aku hanyalah kartu pengganti. Ardi Wijayanti

Aku tahu, kau lebih kuat seratus kali lipat dibandingkan aku. Aku tahu kau selalu sibuk dengan aktivitas dakwahmu. Aku tahu kau sangat menyayangiku entah itu hanya anganku atau bukan. Tapi aku bahagia. Aku ingat ketika kita pergi ke masjid berdua. Aku menunggumu dengan ribuan bacaan sedang engkau sibuk bekerja. Aku yang bingung mencarimu karena aku kehilangan barang-barangmu. Aku rindu kita yang tak punya banyak kata-kata ketika bertemu namun berkaca-kaca. Sofia Octafiani Dewi

Aku tak pernah punya teman sebaik kalian di hati ini. Aku tak butuh kalian untuk selalu ada untukku. Cukuplah doa dan Allah yang akan menyatukan kita. Mungkin inilah cinta yang selalu bertepuk sebelah tangan bagiku. Tapi aku bersyukur, karena aku masih memiliki Allah yang slalu di tiap hembus nafasku.



Bandung, 2016 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Unkown

Senja Kala Itu

Aku duduk terdiam di tengah kota yang menakutkan ini. Yah, seharusnya aku sudah merebahkan badanku di ranjang tempatku berlabuh di kota ini. Namun apa daya. Kesendirian, itulah yang aku rasa. Sejenak berfikir, apakah aku orang yang tertutup? Ataukah aku individualis dan tidak berkawan? Ataukah aku cuma seonggok daging saja? Ah, pikiran macam apa ini. Jauh-jauh aku buang pikiran ini, tentu. Aku sadar bahwa ilmu adalah hal utama yang kita bisa raih di dunia ini saat ini. Maka itu pula lah alasanku membiarkan diriku sendiri saat ini. Aku sadar bahwa tanggung jawab adalah salah satu pertanggungan kita nanti.

***

"Tak ada yang lain kah?", pertanyaan ini menohok seluruh isi kepalaku. Perlahan seluruh album kenangan berputar. Dan aku tersadar, sepertinya aku hanya mampu menyebut beberapa nama yang mungkin sejak dulu hanya itu yang mampu aku sebut. 2 Sahabat dan kamu. Sedangkan yang lainnya aku tak mampu bahkan berani menyebutnya. Dan aku serahkan pada Tuhan, akankah aku sendiri di sini ataukah ada malaikat yang datang.

Adzan berkumandang, ku pandang langit dan aku berdialog dengan Tuhanku. Hanya aku dan Tuhanku yang tahu. Aku menunggu.

Aku mengerti, meskipun terlambat. Bukan karna saat ini, tapi memang karna aku mengerti sejak beberapa dekade lalu. Ah dasar aku terlalu egois, ah dasar aku terlalu sombong, ah dasar aku wanita terburuk. Betapa aku sungguh anak kecil yang belum mampu membedakan baik dan buruk. Betapa aku terlalu anak kecil yang ternyata begitu begisnya cara pandangku.

Yah, begitulah kehidupan. Begitulah cara Tuhan memberi tahu kita, mengajari kita dengan waktu yang telah terlewat.

Di tempat ibadah ini, di samping tempatmu duduk terdiam. Sebuah botol minum yang masih rapat begitu saja kau tinggalkan. Ingin aku menyapa, botol siapa itu dan untuk apakah itu. Namun, tak ada sisa nyali untukku bertanya. Aku terlalu banyak mendapatkan pertolonganmu.
Aku bukan bercerita tentang masa lalu, merindu atau bahkan mengharap kembali untuk masa lalu itu. Aku hanya belajar dari masa lalu itu. Kamu laki-laki hebat yang pernah aku temui. Dan aku berdoa yang terbaik untuk kehidupanmu dan kebahagianmu.
Mungkin beginilah cara Tuhan, cara Tuhan mendewasakan umatnya.

Jakarta, November 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album