Fase Pendidikan Anak di Agama Islam

"Anak adalah raja" adalah sikap yang mana kita harus memberikan yang terbaik untuk anak. ​Anak harus mendapatkan fasilitas terbaik, pendidikan terbaik, dan pelayanan terbaik. Pada masa ini hindari penggunaan kalimat larangan seperti "Jangan", "Tetapi" dan lain sebagainya. ​Doronglah anak untuk berani bereksplorasi, berani mencari tahu, dan fasilitasi mereka dengan yang terbaik. Jangan mengabaikan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh anak-anak, bantulah anak untuk mencari jawaban. Jangan lupa untuk memulai mengenalkan hal-hal mana yang boleh dan tidak boleh. 

"Anak adalah tawanan" adalah di mana orang tua harus memperjelas aturan-aturan mengenai mana yang boleh dan mana yang tidak boleh. Buatlah konsekuensi dengan anak, ketika anak melakukan hal-hal yang dilarang. Orang tua wajib tegas dengan kesepakatan konsekuensi yang telah dibuat. Apabila orang tua melakukan kesaahan, orang tua juga harus menerima sanksi. Tegas dan marah adalah suatu hal yang berbeda. Jika marah cenderung terdapat unsur emosional, tegas adalah sikap rasional. Tegas akan memberikan efek jera terhadap anak. Sedangkan marah hanya akan menurunkan wibawa orang tua. Anak didorong untuk terus bereksplorasi, namun tetap menjaga adab. Iman, adab dan akhlak adalah tiga hal wajib yang harus ditanamkan kepada anak.  

"Anak adalah sabahat" Adalah sikap memperlakukan anak sebagai sahabat. Pada usia ini, anak cenderung tidak mau disebut sebagai anak kecil, mereka ingin diperlakukan anak besar. Sebagai orang tua seringlah mengobrol dengan anak. Jadilah orang tua yang mengikuti perkembangan anak. Menjadi orang tua gaul. Bantulah anak untuk mendapatkan lingkungan yang baik untuk mereka karena anak cenderung lebih percaya pada lingkungan. Orang tua harus percaya kepada anak. Maka penting bagi orang tua pada saat pembentukan anak pada usia 0-14 tahun. Pada saat usia itu hadirkan orang-orang hebat pada jaman Rasulullah. Sampaikan pendidikan seksualitas pada anak, agar anak paham mana yang boleh dan tidak boleh.