"Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi."
(Penggalan QS. Ar Ra'd : 17)

Akhlak Seorang Wanita / Adab-adab Wanita

Wanita
Jika hatimu adalah mawar jelita, yang keluar dari mulutmu pasti semerbak wanginya.
- Unknown

***
#SerialBaca
Siapa sih yang tidak ingin menjadi wanita jelita? Wanita yang anggun perilakunya, cantik parasnya, dan bersih hatinya? Manusia terbaik adalah manusia yang bermanfaat untuk orang lain, dirinya sendiri serta alam semesta. Pernyataan itu cukup menggambarkan bagaimana seorang wanita harus bersikap. Lebih luasnya sikap-sikap seorang wanita terbagi menjadi bersama tuhannya, dirinya sendiri, orang tua, suaminya, putra-putrinya, menantu, family & kerabat, tetangga, saudara & teman-temannya, serta masyarakat.

    BERSAMA ALLAH (TUHAN)
    1. Tekun beribadah.
    2. Menunaikan sholat 5 waktu. 
      "Tidak ada seorang muslim pun yang melaksanakan sholat (5 waktu), dengan membaguskan wudhunya, khusyuk dalam pelaksanaannya dan sempurna rukuknya, kecuali shalatnya adalah sebagai penghapus dosa-dosa besar dan itu berlaku sepanjang masa. (HR. Muslim)"
    3. Terkadang melakukan sholat berjamaah di Masjid.
    4. Melaksanakan sholat Ied.
    5. Melakukan sholat rawatib & nawafil. 
      "Hamba-Ku senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan-amalan sunnah, sehingga Aku mencintainya. Jika Aku sudah mencintainya, maka Aku menjadi pendengarannya yang dengannya ia mendengar. Aku menjadi penglihatannya dengannya ia melihat. Aku menjadi tanggannya yang dengannya ia bertindak. Aku menjadi kaki yang dengannya ia berjalan. Sekiranya ia memohon kepada-Ku sesuatu niscaya Aku memberinya dan jika ia meminta perlindungan-Ku niscaya Aku akan memberikan perlindungan padanya."
    6. Terkadang melakukan sholat berjamaah di Masjid.
    7. Membaguskan pelaksanaan sholat.
    8. Menunaikan zakat mal (harta).
    9. Shaum ramadhan.
    10. Qiyamul Lail.
    11. Melaksanakan puasa sunnah.
    12. Melaksanakan haji.
    13. Menunaikan umroh.
    14. Menaati perintah Allah.
    15. Tidak berkhalwat (berduaaan) dengan orang asing (bukan mahram).
    16. Konsisten menggunakan hijab.
    17. Tidak berhubungan bebas dengan laki-laki.
    18. Tidak berjabat tangan dengan laki-laki.
    19. Ridha terhadap takdir Allah.
    20. Bertaubat pada Allah.
    21. Bertanggungjawab terhadap keluarga.
    22. Tujuan hidupnya untuk Allah.
    23. Mewujudkan makna ubudiyah kepada Allah.
    24. Memperjuangkan agama Allah.
    25. Melaksanakan amar ma'ruf dan nahli mungkar.
    26. Banyak membaca Quran.

    BERSAMA DIRI SENDIRI
    1. Tubuhnya.
    2. - Sederhana makan dan minum.
      - Gemar berolahraga.
      - Badan dan pakaiannya bersih.
      - Memelihara kebersihan gigi dan mulut.
      - Merawat keindahan rambut.
      - Berparas menarik.
      - Tidak tabarruj dan berhias secara berlebihan.

    3. Akalnya.
    4. - Akalnya dipenuhi ilmu.
      - Ilmu yang wajib ditekuni dan dipelajari adalah:
      a. Al Quran.
      b. Hadist.
      c. Sirah Nabawi.
      d. Biografi sahabat dan tabiin dari golongan wanita.
      e. Fiqih, untuk memperbaiki ibadah dan muamalah serta mengetahui hukum agama secara baik dan benar.
      f. Ilmu yang berkaitan dengan tugas utama di dunia (mengurus rumah tangga).

    5. Rohaninya.
    6. - Tekun beribadah dan mensucikan jiwa. 
      - Memperbanyak dzikir dan doa.

    BERSAMA ORANG TUA
    1. Berbakti kepada orang tua.
    2. Mengetahui kedudukan dan kewajiban orang tua.
    3. Tetap berbakti kepada orang tua meskipun orang tua non muslim.
    4. Takut durhaka kepada orang tua.
    5. Mendahulukan bakti kepada ibu kemudian baru ayah.
    6. Cermat dalam berbakti.

    BERSAMA SUAMI
    1. Memilih pendamping hidup yang baik.
    2. Taat dan berbakti kepada suami.
    3. Berbakti kepada orang tua dan mertua serta memuliakan keluarga suami.
    4. Mengasihi dan meraih ridhanya.
    5. Menjaga rahasia suami.
    6. Setia mendampingi dan mendukung pendapat suami.
    7. Motivator suami dalam hal berinfak.
    8. Membantu suami untuk taat di jalan Allah.
    9. Menarik hati suami.
    10. Bersolek (berdandan) untuk suami.
    11. Menyambut kedatangan suami dengan mesra dan rindu.
    12. Setia dalam suka dan duka.
    13. Menjaga pandangan.
    14. Tidak menceritakan wanita lain.
    15. Menghadirkan ketenangan, kedamaian dan ketentraman.
    16. Toleransi dan pemaaf.
    17. Mempunyai kepribadian yang kuat dan bijaksana.

    BERSAMA PUTRA & PUTRI
    1. Sadar akan tanggungjawab yang besar terhadap putra dan putrinya.
    2. Mengambil metode pendidikan anak yang terbaik sesuai dengan karakter dan kecenderungan anak.
    3. Mencurahkan cinta dan kasih sayang.
    4. Adil.
    5. Tidak pilih kasih apabila anaknya lebih dari satu.
    6. Tidak menyumpahi anak.
    7. Waspada dalam membentuk dan mendidik anak.
    8. Menanamkan budi pekerti yang mulia.

    BERSAMA MENANTU PEREMPUAN
    1. Selektif dalam memilih menantu perempuan. Memilih berdasarkan:
    2. - Agama
      - Akhlak
      - Pendidikan
      - Ketaatan menjalankan agama

    3. Menghargai keberadaan menantu dalam keluarga.
    4. Memberi nasehat dan tidak mencampuri urusan rumah tangga anak.
    5. Mempergauli menantu dengan baik.
    6. Bijaksana dan adil dalam mengambil keputusan.

    BERSAMA MENANTU LAKI-LAKI
    1. Selektif dalam memilih menantu laki-laki (agama dan akhlak).
    2. Membant putrinya dalam membahagiakan suaminya.
    3. Berbuat adil kepadanya.
    4. Bijaksana dalam memecahkan masalah.

    BERSAMA FAMILY & KERABAT
    1. Menyambung silaturahim, berbakti, mempergauli dengan cara yang baik. Urutan berbakti:
    2. - Orang tua
      - Karib kerabat
      - Anak yatim
      - Orang miskin
      - Ibnu sabil
      - Tetangga

    3. Mengatur waktu untuk mengunjungi karib kerabat (dari yang dekat maupun jauh).
    4. Memiliki toleransi tinggi terhadap non muslim.

    BERSAMA TETANGGA
    1. Memprioritaskan tetangga terdekat dalam berbuat baik.
    2. - Tetangga dekat adalah tetangga yang terikat dengan pertalian darah atau agama.
      - Tetangga jauh adalah tetangga yang tidak terikat dengan pertalian darah dan agama. Adapun teman sejawat adalah yang menemani kita dalam kebaikan.
    3. Tidak ragu menyampaikan kebaikan pada tetangganya.
    4. Sabar dengan perilaku buruk tetangga.

    BERSAMA SAUDARA & TEMAN
    1. Bercinta dan bersaudara karena Allah
    2. "Mudah-mudahan Allah mencintaimu karena engkau telah mencintaiku karena-Nya. (HR. Abu Daud)"
    3. Tidak boleh bermarahan (mendiamkan) lebih dari 3 hari.
    4. Bersua dengan saudara-saudaranya dengan wajah yang ceria.
    5. Menyebarkan nasehat untuk kebaikan saudaranya.
    6. Berbakti dan setia sebagai landasan islami.
    7. Lemah lembut terhadap temannya.
    8. Tidak menggunjing.
    9. Menghindari permusuhan, canda yang menyakitkan dan ingkar janji.
    10. Pemurah dan dermawan terhadap saudara.
    11. Mendoakan saudaranya dari kejauhan.

    BERSAMA MASYARAKAT
    Di mana pun ia berada, ia menjadi lentera dan mampu menerangi masyarakat dengan hidayah
    1. Berakhlak terpuji.
    2. Menghiasi diri dengan akhlak terpuji, luwes dalam pergaulan, ringan dalam memberikan bantuan, lemah lembut bertutur kata, memikat penampilannya, indah gerak-geriknya dan mencintai serta dikasihi sesama.
      Orang yang rasul benci dan paling jauh dengannya di hari akhir antara lain:
      - Orang yang berbicara tidak berfaedah.
      - Orang yang berbicara tidak dipikirkan dan dipahami terlebih dahulu.
      - Orang yang takabur.

    3. Jujur, karena kejujuran akan membawa kepada kebaikan yang menghantarkan ke surga.
    4. Menunjukkan kebaikan, hatinya tidak terkotori debu ananiyah (egois) dan tidak ternodai oleh cinta popularitas.
    5. Menjaga kesucian diri, tidak pernah menggibah, dan meminta-minta orang-lain.
    6. Menjauhi hal-hal yang tidak bermanfaat.
    7. - Tidak mencampuri urusan orang lain. Misalnya tidak melayang pandangannya kepada wanita di sekitarnya untuk mengetahui persoalan pribadi mereka, baik yang dekat atau jauh.
      - Tidak mengumbar kata-kata tidak berguna. Berikut ini adalah 3 hal yang Allah benci:
      a. Banyak bicara.
      b. Banyak bertanya.
      c. Menyia-nyiakan harta benda.

    8. Adil dalam mengambil keputusan.
    9. Tidak berlaku zalim.
    10. Penyayang dan lemah lembut terhadap orang lain
    11. Murah hati dan dermawan.
    12. Memuliakan tamu, menyambut dengan segera.
    13. Itsar (mengutamakan orang lain).
    14. Menyesuaikan adat dan kebiasaan secara islami.


    Jakarta, 19 Oktober 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
     Source: Personal Note's October 2015
    Image Source: Personal Album

Adab Berbicara dan Mendengar Orang Lain

Komunikasi

#SerialLiqo
Dalam hidup bermasyakat komunikasi menjadi point utama. Komunikasi memegang peranan penting apakah hal yang disampaikan dapat diterima sehingga memberikan impact yang diharapkan, atau hal yang disampaikan hanya menjadi angin lalu.

Berikut ini adalah beberapa adab dalam berbicara kepada orang lain:
  1. Berbicara yang jelas
  2. Berbicara dengan jelas, sehingga pendengar memahami apa yang dibicarakan. Salah satu teladan yang bisa kita ambil dari sikap rasulullah adalah rasul sedikit berbicara (hanya mengeluarkan kata yang penting atau berfaedah).
  3. Berbicara dengan ungkapan sederhana.
  4. Tidak diulang-ulang kecuali ada hal yang ingin ditekankan.
  5. Ucapan harus bagus, tidak menggunakan bahasa yang kotor dan munkar (jahat).
  6. Meninggalkan pembicaraan yang bukan kepentingannya.
  7. Menahan diri dari ucapan jahat yang tidak membawa kemaslahatan.
  8. Maksudnya adalah jangan berdebat dengan para ahli kitab.
  9. Bersabat dalam berdialog dengan orang-orang bodoh atau jahil.
  10. Menjauhi tempat-tempat Kejahatan.

Adapun adab kita sebagai pendengar, adalah sebagai berikut:
  1. Diam & mendengarkan sehingga paham.
  2. Tidak memotong pembicaraan orang lain.
  3. Menghadapkan wajah kepada pembicara (selama masih dalam koridor syariah dan tidak berpaling darinya).
  4. Tidak menampakkan sikap yang berbeda.
  5. Tidak menampakkan diri bahwa kita lebih alim (berilmu).

Jakarta, 15 Oktober 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Speaker : Ustadzah Candrawati
Image Source : Unkown

Travelling ke Pantai Anyer

Pantai Anyer

Pantai anyer menyisakan bukti akan sejarah Indonesia. Jalan Raya Pos atau Jalan Raya Anyer Panarukan adalah jalan raya sepanjang 1000 KM yang dibangun pada pemerintahan Gubernur Jenderal Herman Willem Daendels (1809-1810). Sampai saat ini Jalan raya itu menyisakan sakit dan pilu yang mendalam. Karena sejarah mencatat Pembangunan jalan raya itu sangat kejam, banyak warga pribumi meninggal.

***
Sesampainya di laut ku khabarkan semuanya,
Kepada karang kepada ombak kepada matahari,
Tetapi semua diam, tetapi semua bisu,
Tinggal aku sendiri terpaku menatap langit,
Barangkali di sana ada jawabnya,
Mengapa di tanahku terjadi bencana,

Mungkin Tuhan mulai bosan,
Melihat tingkah kita yang selalu,
Salah dan bangga dengan dosa-dosa,
Atau alam mulai enggan bersahabat dengan kita,
Coba kita bertanya pada rumput yang bergoyang,
- Lirik by Ebiet G. Ade

Lagu yang tepat untuk tempat yang tepat. Kali ini adalah liburan saya ke Pantai Anyer. Liburan ini terhitung liburan tak terduga. Karena setelah menikmati senja di Pantai Ancol saya tidak mengagendakan liburan ke pantai.

Pantai Anyer

Travelling Ke Pantai Anyer
Bagi saya pantai adalah tempat yang membuat saya selalu terpukau, yah walaupun hanya tentang air dan langit. Tapi bagi saya sendiri pantai memberikan ruang sendiri dalam hati saya. Entah itu suasana bagus atau tidak.

Sunset di Pantai Anyer

Ada pepatah bilang "Adanya kamu, pasti ada suatu hal yang tersembunyi di dalamnya. Kamu yang akan memberikan manfaat atau kamu diberi manfaat olehnya atau bahkan keduanya". Perjalanan ini pula yang memberikan saya pemahaman lebih mendalam tentang "EGO".

Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada objek dari kenyataan dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan (Koeswara 1991: 33-34). Ego tampak sebagai pikiran dan pertimbangan (Ahmadi 1992: 152). Tugas ego adalah untuk mempertahankan kepribadiannya sendiri dan menjamin penyesuaian dengan alam sekitar (Bertens 2002: 71).

Saat itu kami mendapatkan masalah yang cukup seru. Dari masalah tersebut saya mampu menilai, bahwa begitu besarnya ciptaan Tuhan. Begitu kita terlalu kerdil untuk tidak mau menghamba kepadanya. Kami hanya beberapa orang, namun cara kami memandang dan menyelesaikan masalah begitu beragam. Ada si A yang bertahan dengan aturan perdunia bisnisan, ada B yang bertahan dengan emphaty yang besar. Ada lagi yang lain memandang kedua penalaran sikap di sisi tengahnya. Dan masih banyak lagi pendapat yang lain.

Lantas ego yang seperti apakah yang baik? Menurut saya pribadi tak ada ego yang terbaik, namun ego yang betul adalah ego yang kita sandarkan kepada mau-nya Tuhan, ridha-nya Tuhan. Dengan hal itu kita mampu bersikap sebagaimana menjadi manusia yang memberikan banyak manfaat, bukan menjadi manusia yang merusak dan menyakiti makhluk lain.


Jakarta, 10 Oktober 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source:  Personal Album