"Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi."
(Penggalan QS. Ar Ra'd : 17)

Mengetahui Proses Perkembangan Jiwa Sosial Anak Umur 0 - 2 tahun

Perkembangan Jiwa Sosial Anak

Saat ini kita cenderung sulit menemukan pribadi anak-anak yang tanggap akan lingkungan sekitar. Anak-anak cenderung gadget-able atau individualis. Mereka hanya tertarik dengan apa yang terjadi dengan diri mereka sendiri. Lantas siapa yang salah?

***
Ternyata jiwa sosial pada anak terbentuk sejak ia dalam fase timangan atau menyusui. Jika kita tepat memberikan pendidikan sosial kepada anak sejak saat itu, maka jiwa sosial akan melekat di dalam hati anak seumur hidup. Lalu bagaimanakah proses perkembangan jiwa sosial pada anak? Bagaimana indikasinya? Let's check this out;
  1. Usia 3 - 5 bulan
  2. Anak akan mulai nyaman dengan keberadaan orang lain. Ia akan menangis ketika ditinggal sendirian.

  3. Usia 6 - 7 bulan
  4. Anak akan mulai dapat membedakan suara orang marah dan suara orang yang mengajaknya bermain.

  5. Usia 8 - 9 bulan
  6. Anak mulai meniru hal-hal sederhana dari orang lain.

  7. Usia 11 - 12 bulan
  8. Anak mulai berhenti melakukan sesuatu jika dilarang oleh orang dewasa.

  9. Usia 18 - 20 bulan
  10. Anak mulai memperlihatkan sikap membangkang.

  11. Usia 20 - 24 bulan
  12. Perhatian anak akan mulai beralih dari mainan ke teman-temannya.

Demikian proses perkembangan jiwa sosial anak umur 0 - 2 tahun. Semoga bermanfaat. Salam sehat, salam semangat dan jangan lupa senyum.


Jakarta, 4 April 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google Album

Pendidikan Anak Berdasarkan Fitrahnya

Pendidikan Anak Berbasis Fitrah
Allah merancang fitrah pada diri manusia, pada alam semesta dan pada kehidupan, lalu meletakkan di atasnya sistem hidup yang selaras dengan fitrah.
***

Setiap manusia yang Allah ciptakan di dunia ini pasti ada tujuannya. Tiap manusia memiliki perannya masing-masing. Maka dalam setiap keadaan yang menghadirkan manusia, maka Allah menetapkan Alasan kehadiran manusia tersebut.

Lalu bagaimana cara kita mengetahui peran kita atau anak kita dalam kehidupan?

Di pendidikan islam, mengenal adanya pendidikan berdasarkan fitrah. Fitrah di sini adalah kondisi konstitusi dan karakter yang dipersiapkan untuk menerima Agama. Fitrah dibagi menjadi dua fundamental. Pertama adalah fitrah munazalah (adab) yaitu adab yang diturunkan atau ditanamkan. Kedua adalah fitrah ghazirah yaitu fitrah yang dilahirkan dan diturunkan.

Konsentrasi Pendidikan Islam

Fitrah tidak berbicara skill dan knoledge, fitrah berbicara bagaimana cara menggairahkan konsep-konsep yang telah ditetapkan Allah pada manusia.

Fitrah itu antara lain sebagai berikut:
  1. Fitrah Keimanan atau Bertuhan
  2. Fitrah Pembelajar ( Belajar dan Nalar)
  3. Fitrah Bakat dan Kepemimpinan
  4. Fitrah Estetika dan Bahasa
  5. Fitrah Perkembangan
  6. Fitrah Individualis dan Sosialis
  7. Fitrah Jasmani ( Fisik dan Sehat)
  8. Fitrah Seksualitas dan Cinta
Fitrah Personal

Penerapan pendidikan berdasarkan fitrah antara lain sebagai berikut:
  1. 0 - 6 tahun (Penguatan Konsepsi)
  2. Pendidikan pada umur ini dicontohkan oleh pendidikan yang dialami rasullullah. Ketika umur 0 - 6 tahun pendidikan berkonsepsi alam. Pendidikan ini melalui imaji positif dan kecintaan di keluarga. Sehingga fokus pendidikan pada umur ini antara lain; tarbiyah langsung dengan alam, lingkungan yang hanif, kasih sayang orang tua, bangun cinta (akidah), kenali sifat unik anak, mengenalkan konsepsi gender anak.

  3. 7 - 10 tahun (Penyadaran Potensi)
  4. Fokus pendidikan pada umur ini adalah menumbuhkan dan menyadarkan fitrah sebagai potensi melalui interaksi dan aktifitas di lingkungan. Pendidikan di umur ini; mengajarkan ketertiban dan ketaatan, penguatan konsepsi gender yang dia sudah tahu perannya di masa mendatang akan menjadi seorang ibu/ayah. Anak-anak bisa diberikan dua pembimbing yaitu murabbi untuk imannya dan maestro untuk bakatnya. Tujuannya untuk mendapatkan keteladanan yang baru.

  5. 11 - 14 tahun (Pengujian Existensi)
  6. Fokus pendidikan pada umur ini adalah menguatkan dan menguji fitrah sebagai eksistensi peran. Contoh penerapan pendidikan ini adalah jadikan anak sebagai partner bisnis kita, anak pada umur 14 tahun sudah harus mandiri dan tanggung jawab. Selain itu contoh pendidikan pada umur ini adalah ajarkan anak untuk jadi perantau, bisa dilakukan dengan menyekolahkan anak di tempat yang jauh. 

Bandung, 17 Desember 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google Source

Tanda Bahaya Kehamilan

Tanda Bahaya Kehamilan

Halo bunda semuanya. Apa kabar nih? Semoga sehat semua ya. Oh iya nih, memasuki kehamilan 32 minggu kemarin saya sudah mulai ikutan kelas senam hamil. Beberapa ibu-ibu hamil mungkin beranggapan bahwa senam hamil tidak penting, namun berbeda dengan saya. Menurut saya senam hamil/prenatal yoga penting. Untuk apa? Untuk menyiapkan diri sebelum proses kelahiran. Ibaratnya nih ya, jika kita hendak ujian pasti kita akan belajar mati-matian untuk ujian itu agar lulus ujian bukan? Nah begitu pula dengan kelahiran sang buah hati. Intinya sih kita harus menyiapkan segala sesuatu baik fisik maupun mental.

Nah saya ikut senam hamil di RS. Borromeus Bandung. Di pertemuan ke dua ini banyak sekali yang saya pelajari. Selain latihan nafas, posisi melahirkan, cara mengejan kami juga mendapatkan materi tanda-tanda bahaya kehamilan. Ternyata sebagai calon ibu dan calon kita harus banget waspada. Sayangnya suami awak tidak ikut. Jadi ya beliau ga full menerima ilmunya, paling share-an dari saya saja.

Di antara tanda-tanda bahaya kehamilan itu antara lain sebagai berikut;
  1. Sakit kepala yang hebat
  2. Sakit kepala ini terjadinya lama, dan tidak sembuh ketika kita sudah mencoba beristirahat. Hal ini memungkinkan akan terjadinya preklamsi.

  3. Penglihatan kabur
  4. Seperti pingsan, pandangan mata menjadi kabur. Hal ini memungkinkan akan terjadinya preklamsi.

  5. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
  6. Wajah dan jari tangan mengalami pembengkaan. Hal ini memungkinkan akan terjadinya preklamsi.

  7. Gerakan janin tidak terasa
  8. Normalnya bayi yang ada di perut akan bergerak minimal 10 gerakan dalam 12 jam. Jika lebih banyak gerakan maka lebih bagus.

  9. Nyeri perut yang hebat
  10. Nyeri perut yang hebat berbeda dengan kondisi kontraksi palsu, nyeri perut yang hebat ini terjadi lama (tidak kunjung membaik). Berbeda dengan kontraksi palsu, jika ibu mengalami kontraksi palsu sakit perut yang dirasakan tidak terlalu lama dan perut tidak menegang lama.

  11. Pendarahan pervagina
  12. Keluarnya darah setelah usia 28 minggu. Hal ini biasa disebut antepartum.

  13. Keluar cairan pervagina
  14. Keluarnya cairan atau ketuban pecah/rembes patut di waspadai. Bedanya cairan ketuban yang keluar dengan keputihan adalah jika keputihan cairan agak kental dan sedikit berbau. Namun jika cairan ketuban cairan seperti air berwarna bisa bening, putih, kuning, kehijauan dan berbau anyir. Untuk memastikan lebih lanjut bisa dicek menggunakan kertas lakmus.
Demikian sharing pengalaman kali ini, jika calon ibu mengalami beberapa kondisi di atas sebaiknya lekas berkonsultasi ke tenaga medis (dokter, puskesmas, rumah sakit) jangan sampai menunda. semoga bermanfaat.

Bandung, 16 Desember 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google Source

Hal-Hal Yang Disia-siakan Dalam Hidup

Sia-sia

Agak tricky memang membicarakan hal-hal yang sia-sia dalam hidup. Satu atau beberapa orang mengerti namun kebanyakan darinya tidak tahu harus bagaimana. Banyak hal yang terpikirkan, namun hanya berputar-putar saja ditempat.

***

Belakangan ini aku membuka-buka lembaran catatan harian yang dari dulu aku tulis. Miris rasanya, karena ternyata banyak hal yang begitu saja terlewat. Ah. Mungkin ini saatnya bangkit dari keterpurukan diri sendiri, atau aku akan menyesal selamanya.

Dari catatan yang aku tulis, ada satu bagian yang menjelaskan poin-poin hal-hal yang sering disia-siakan oleh manusia. Sayangnya aku tidak menulis sumbernya. Maafkan. 

Hal-hal yang sering disia-siakan itu antara lain sebagai berikut:
  1. Bertemu dengan orang berilmu tetapi tidak ditanyai.
  2. Ilmu tidak diamalkan.
  3. Pendapat benar, namun tidak diterima.
  4. Senjata yang tidak digunakan.
  5. Masjid yang tidak ditegakkan sholat di dalamnya.
  6. Quran yang tidak dibaca.
  7. Harta yang tidak diinfakkan.
  8. Kendaraan yang tidak dipakai.
  9. Ilmu kezuhudan bagi pecinta dunia.
  10. Usia panjang tidak menambah bekal di akhirat.
Belajarlah sehebat mungkin, seperti Allah tidak akan membantu jika anda tidak pandai, tapi berdoalah sekhusyuk mungkin seperti semua kepandaian anda tidak ada gunanya.

Bandung, 14 Desember 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google Source

Buku Anak Islami Gratis

Free ebook untuk anak-anak
***

Dear mom and all of the reader. Jadi ceritanya saya ingin membeli buku-buku untuk anak saya, sayangnya harga buku-buku untuk anak-anak mahal-mahal. Malah harga buku untuk anak-anak dibilang lebih mahal dibanding buku lain yang untuk seumuran remaja ke atas.

Beranjak dari situlah saya ingin berbagi ebook yang saya miliki dengan warga net sekalian. Insyaallah ebook yang saya punyai ini halal untuk disebar luaskan.

DOWNLOAD EBOOK ANAK



Bandung, 4 Desember 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google


Muslim Planner 2019

Muslim Planner 2019

"Cara terbaik yang bisa kita lakukan untuk memprediksi masa depan adalah dengan menciptakannya", kutipan dari Stephen Covey.
***
 Alhamdulillah 2019 akan segera datang. Setelah tahun ini mungkin kita belum maksimal dan banyak hal yang terlewat so mari kita siapkan 2019 sebaik mungkin dari sekarang. Mari menyusun target-target di 2019 dan secara kontinyu serta disiplin menjalankan program-program yang sudah dibuat.

Muslim planner yang saya share ini adalah modifikasi muslim planner 2018 yang saya edit tanpa menghilangkan identitas owner asli. Tujuannya adalah untuk berbagi kepada siapa pun sehingga bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk menjadi pribadi yang lebih baik.






Bandung, 4 Desember 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google

Agar Bekerja Bernilai Ibadah

Beberapa waktu lalu saya mengikuti acara "Family Gathering" kantor. Setelah beberapa kali tidak bisa mengikuti beberapa acara kantor, akhirnya pada kesempatan ini bisa bergabung juga. Gathering diadakan di Sari Ater Bandung, tidak jauh memang tapi cukup menjadi hiburan bagi kami para pegawai.

Seperti biasanya acara terdiri dari team building, sharing malam, hiburan, dan permainan. Kali ini saya tidak begitu in mengikuti acara terutama yang berkaitan dengan banyak gerak. Maklum sedang berbadan dua. Bedanya tahun ini suami saya yang aktif mengikuti beberapa acara.

Malam hari sesi sharing malam, direktur memberikan sepatah dua kata yang menurut saya cukup bagus. Beliau menjelaskan beberapa hal tentang waktu. Yah ternyata memang begitu singkat, ketika kita hidup dengan kontrak beberapa tahun maka kontrak itu akan selesai pada waktunya. Lalu yang tersisa hanyalah penyesalan, karena kurang maksimalnya detik-detik berlalu.

Sebagian besar dari kita pasti menghabiskan waktu untuk bekerja, lantas bagaimana agar "bekerja" tidak berlalu begitu saja? Bagaimana agar bekerja bernilai ibadah? sehingga kita tidak merugi di kemudian hari.

Agar bekerja bernilai ibadah
  1. Niat karena Allah dan pelaksanaannya harus berlandaskan keimanan dan sesuai tuntunan.
  2. Berkerja dengan sungguh-sungguh dan profesional.
  3. Bekerja dengan jujur dan bertanggung jawab.
  4. Menjunjung tinggi etika dan moral.
  5. Tidak melalaikan diri dari ibadah wajib kepada Allah.
  6. Di sisa waktu (ketika selesai bekerja dan masuk waktu tidur) maka laksanakan adab-adab ketika hendak tidur.
“Dan Katakanlah, ‘Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan di kembalikan kepada ( Allah ) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakannya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”
(Q.S. At-Taubah: 105)

Bandung, 6 November 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google

The Power of Sholawat (Punya Kulkas)



Sembilan bulan sudah saya menyandang status seorang "Istri". Sejak bulan Mei, saya sudah berada di Bandung meninggalkan hiruk pikuk kota Jakarta. Kota yang lebih mendewasakanku.

Betul kata orang-orang, bahwa kehidupan rumah tangga akan jauh berbeda ketika masih lajang. Berumah tangga selain harus siap dengan hadirnya pasangan, harus siap juga dengan peran orang tua.

***

Ijinkan menceritakan kisah hidup saya yang ke-sekian kalinya. Semenjak saya serumah dengan suami, saya dan suami hidup dengan sederhana. Tempat tinggal kami tidak seperti pasangan yang lain yang sudah mempunyai rumah sendiri dan isi rumah yang lengkap. Tak ada sofa untuk tamu, kulkas, mesin cuci dan tentunya barang-barang lain yang umumnya ditemukan di rumah orang lain. Meskipun banyak beberapa hal yang kurang dalam rumah kami, kami tidak merasa kekurangan itu sebagai beban dan penghambat aktivitas kami sehari-hari. 

Rumah kami melewati jalan besar yang di pinggir jalannya terdapat banyak pertokoan. Ada salah satu toko yang memajang sebuah lemari es. Ada rasa untuk memiliki benda itu di dalam hati. Karena beberapa kejadian yang membuatku sedikit miris, apalagi insyaallah kami akan mempunyai anak pertama. Namun apa daya, karena kami merasa benda itu belum menjadi prioritas UTAMA kami, maka saya memilih bersabar sembari selalu bersholawat.

Tiap kami bepergian melintasi toko itu, sembari memandang benda itu saya bersholawat. Selalu. Selalu. Dan selalu.

اللَّهُمَّ صّلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ

Percaya atau tidak. Alhamdulillah. Bebeberapa hari lalu, datanglah benda itu ke rumah kami. Allah memberikan hadiah itu untuk kami. Di saat tak ada tempat bagiku untuk berkeluh kesah dan meminta (karena saya malu, dan saya bukan pengemis), maka hanya kepada Allah lah satu-satunya tempatku berharap dan meminta.

Bandung, 6 November 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google

Menghadapi Kematian

Perjalanan Hidup Manusia

Bicara mengenai kematian, tak sedikit orang yang ditanya tentang kematian menjawab "Kematian pasti datang" dan sering kali terdengar jawaban "Saya tidak siap mati". Sebenarnya ada beberapa alasan yang membuat manusia berkata "Saya tidak siap mati", antara lain tidak mengenal tuhan, tidak memiliki persiapan yang cukup untuk mati, dan khawatir dengan keluarga yang akan ditinggalkan.

Sering kita jumpai Al-Quran sering membicarakan tentang kematian. Al-Quran menyamakan kematian dengan tidur. Karenanya lah sakaratul maut (datangnya kematian) tidak selalu diartikan dalam kengerian (menyakitkan). Sakaratul maut menghampiri setiap umat manusia secara menyenangkan atau menyakitkan tergantung pada faktor eksteren amal seseorang.

Sehingga manusia tidak perlu takut dengan datangnya kematian, yang perlu ditakuti adalah apa yang terjadi setelah kematian. Yaitu pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan di dunia tentang tiga hal di bawah ini;
  1. Umur
  2. Harta
  3. Ilmu
Lalu bagaimanakah proses kematian itu terjadi?

A. Sebelum Mati
Akan dimulai dengan nyawa akan terasa menghilang sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya nyawa berada di puncaknya yaitu di kerongkongan. Ketika nyawa berada di kerongkongan maka beberapa orang di sekitarnya akan mendengar suara melekik yang keluar.

B. Mati
Ketika telah mati maka roh manusia akan pergi ke alam barzah, pada saat ini diindikasikan bahwa jasat berada di kubur. Alam barzah diumpamakan sebagai ruangan yang tertutup kaca, apabila roh menoleh ke kiri maka akan terlihat keadaan di dunia. Roh melihat keluarga-keluarga yang ditinggalkan. Sedangkan apabila roh menoleh ke kanan, roh akan melihat gambaran akhiratnya nanti (surga atau neraka). Maka sebagai manusia yang masih hidup dan keluarga dari roh yang telah meninggal sebaiknya kita menjaga perbuatan kita agar roh tersebut tidak sedih, dan tidak merasa terbebani. Di Alam barzah inilah roh menanti ditiupnya sangkakala.

Ketika terdengar tiupan sangkakala ke dua, semua orang digiring ke Padang Mahsyar dengan keadaan telanjang. Pada saat itu semua orang sibuk dengan urusan masing-masing.

Ya Allah, permudahkanlah perhitungan amalku

Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk menjemput maut?
Sejatinya manusia di dunia ini ada dua kondisi antara lain menyelesaikan tugas sebagai seorang muslim/manusia yaitu menciptakan kedamaian (Tuhan, orang lain, lingkungan) dan menanti kematian dengan siap dan melupakan kematian.

Sehingga satu-satunya yang bisa kita lakukan selagi masih ada waktu adalah "Jangan mati kecuali dalam islam", apa maksudnya? Yaitu jangan sesaatpun menjauh dari tuntunan Islam. Jika ingin menjemput maut, jangan sekali-kali keluar dari koridor ajaran islam. Selalu bersiap setiap saat melakukan kebaikan untuk menciptakan kedamaian (Tuhan, orang lain, lingkungan) dalam koridor Islam.


Bandung, 12 Oktober 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google Source
Speaker: M. Quraish Shihab

Mudik 2018 ke Leboh Riau, Ramadhan 1439H

Leboh (Kepulauan Riau), 2018


Alhamdulillah bisa posting pertama setelah saya menyandang status #IstriBapakRiyan. Perjalanan menjadi seorang istri tak mudah memang, berawal dari merasa #guemasihsingle (karena selama satu bulan lebih saya dan suami harus LDR. Beliau di Bandung dan saya di Jakarta) sampai benar-benar menjadi istri.

***

Hunting tiket sudah kami lakukan setelah kami menikah, namun apa daya tetap saja berakhir dengan cuci mata saja yang pada akhirnya tiket terbeli 1-2 bulan menjelang keberangkatan yang nyatanya tiket lumayan mahal guys.

Kami memasuki ramadhan, ah rasanya ada yang hilang. Jikalau tahun lalu saya banyak berkutat dengan masjid dan anak-anak kecil. Kali ini berbeda, saya lebih banyak berkutat di rumah. Karena begitulah yang suami awak mau. Sedih pastilah, tapi saya percaya akan janji Allah kepada hamba-Nya. 

2 Minggu sebelum keberangkatan. Sudah hampir satu minggu ada yang salah dengan badan saya. Terlalu sering mual, dan saya merasa badan ini mulai mudah lelah. Lalu saya mulai memberanikan diri mencari informasi tentang tanda-tanda kehamilan. Saat saya sudah merasa tidak sanggup lagi menahan mual dan muntah, akhirnya kami membeli testpack. Saya tertegun melihat hasilnya, berfikir "Begini ya kalau hamil? Dua strip merah?" lalu saya foto hasil testpack-nya dan langsung saya kirim ke telegram suami awak. Balasan datar melayang dari beliau, "hamil". Sesudahnya kami memutuskan untuk periksa kehamilan ke dokter kandungan. Dokter yang berjodoh dengan bayik adalah Dr. Hanny Rono di RS. Santosa Hospital.

Dr. Hanny tak langsung melakukan USG kepada bayik, beliau bilang akan percuma karena bayik masih kecil dan baru berupa kantong saja. Menjelang pulang seusai konsultasi kami diberi oleh-oleh Muratal Quran untuk diselesaikan khatam ketika ramadhan. Alhamdulillah.

***

Bismillah ya bayik, kita mudik. Mamah tau bayik kuat. Mamah sayang bayik, pabun juga sayang bayik. Let's go!!!
Perjalanan panjang kami mulai bertiga. Sebenarnya banyak yang khawatir, karna umur bayik masih sangat kecil. Mamahnya yang tak sekuat ketika lajang pun jadi penambah haru suasana. Tengah malam kami menuju ke Stasiun Kiara Condong untuk keberangkatan ke Jakarta. Kami sampai di Jakarta menjelang subuh. Kemudian kami langsung memesan go-car menuju Bandara Soekarno Hatta. Setelah menunggu sejenak di Bandara, akhirnya kami terbang menuju Batam. Dalam hati tak henti-hentinya saya bersyukur, akhirnya saya bisa sampai di bagian utara Indonesia selain Bangka Belitung. Mengingat memori masa lalu yang hampir hilang, ternyata dulu suami awak pernah berujar bahwa ia akan membawa saya ke Riau. Saya pikir dulu itu hanya bualan semata, karena kami masih remaja. Tentu saja itu saya anggap hanyalah rayuan cowo tengil kepada seorang wanita.

Sesampainya di Batam, kami langsung menuju Pelabuhan Sekupang untuk menuju ke Balai Karimun. Lalu dilanjutkan perjalanan ke Pulau Leboh. Kapal di sini banyak dan jadwal keberangkatannya berbeda-beda. Perjalanan dari Batam menuju Balai Karimun kurang lebih satu setengah jam. Kami menggunakan kapal Miko. Kata suami awak, nama perusahaan PT. Miko Natalia diambil dari nama pasangan suami istri. 

Sesampainya di Balai Karimun, kami sudah di jemput oleh Bulek Tini. Beliau adalah istri dari Om Man. Awalnya kami berfikir akan meginap semalam di Balai. Dalam hati saya berdoa, agar kami bisa langsung sampai ke Leboh tanpa menginap di Balai. Doa saya ternyata diijabah oleh Allah. Setelah bulek bertanya ke sana kemari, alhamdulillah ada jadwal kapal menuju Pulau Leboh. Kami pun langsung memutuskan untuk berangkat ke Leboh menggunakan kapal Miko lagi.

Di kapal saya memutuskan untuk duduk di dekat pintu masuk kapal atas ijin dari suami awak. Banyak orang bertanya menggunakan Bahasa Melayu, dan itu sukses membuat saya cengoh (tidak paham). Saya tak mengerti sedikitpun pertanyaan-pertanyaan orang melayu ini. Saya lebih sering menjawab pertanyaan dengan senyum.

Sepanjang perjalanan, saya lebih sering mengobrol dengan bayik. Beberapa rayuan kepada bayik semisal agar ia kuat, bayik hebat bisa ikut mudik, bayik sebentar lagi bertemu dengan uyut dan masih banyak lagi perbincangan dengan bayik yang hanya saya dan bayik yang tahu apa isi perbincangan kami. Sembari memandangi lautan lepas, kapal beberapa kali berhenti di beberapa pulau untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Beberapa pulau itu antara lain Buru, Penara dan ada beberapa lagi yang saya sudah lupa.

Sesampainya di Leboh kami dijemput oleh Om Man dan Dek Sekar. Jarak antara rumah Tuk dengan pelabuhan sangat dekat. Hanya membutuhkan waktu 3 menit (bahkan kurang) untuk sampai di rumah Tuk. Kami lelah sekali, sambil selonjoran kami menunggu waktu berbuka. Waktu berbuka di Leboh terasa sangat lama. Hanya hamdalah dan istighfar yang mampu membunuh waktu kala itu.

***

Pengalaman ajaib di Leboh adalah waktu terasa sangatlah lama padahal sama saja dengan waktu di belahan Bandung atau Jakarta. Selain itu jika kalian adalah anak milineal yang tiap waktu dan tiap saat tak bisa lepas dengan internet maka Leboh adalah neraka guys. Only Telkomsel yang ada sinyal, itupun E jika belum jam 5 sore sampai 7 pagi, di luar jam itu maka kalian akan tercengang mendapatkan H+. Bersabar adalah senjata pertama dan terakhir jika ingin berinternetan di Leboh. Selain itu, listrik pun menyala di jam yang sama. Suami awak bercerita bahwa kondisi saat ini di Leboh jauh lebih baik dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, sebelum ada pembangunan oleh pemerintah. Lantas aku pun berfikir, kenapa baru pemerintahan sekarang (Pemerintahan Jokowi) yang mau memikirkan daerah pelosok Indonesa, kenapa dari dulu selalu pulau Jawa? Ah sugguh, terima kasih Pak Jokowi.

***

Lebaran kali ini berbeda, karena statusku baru. Karena aku mempunyai keluarga baru. 
Pagi-pagi aku begitu bahagia karena Allah menyampaikanku pada Ied 1439H ini dengan adanya bayik dalam rahimku. Dengan penuh semangat aku mengenakan baju yang sudah aku persiapkan ketika di Bandung untuk menyambut lebaran kali ini. Tak baru memang, tapi istimewa. Baju pemberian suami sebagai seserahan pernikahan. Ketika shalat ied, entah kenapa tiba-tiba saja air mata mengalir begitu saja mengingat tahun ini aku hanya mampu mengirim barang ke rumah orang tuaku tanpa kehadiranku di lebaran kali ini. Selesai shalat, saya pulang ke rumah Tuk. Ada sedikit sesak rasanya. Saya membayangkan bagaimana beratnya mamah berlebaran di rumah sendirian. Saya pun tidak bisa berbuat apapun, tak ada sinyal. Saya hanya berharap semoga mamah mengerti dan keluarga yang lain pun melakukan hal yang sama.

Berbeda daerah, berbeda budaya. Dan itulah yang aku lihat kali ini. Di Leboh tak ada kebiasaan sungkeman sebagai tanda wujud permintaan maaf dari yang paling muda ke yang paling tua seperti di Jawa. Tak ada memberi uang jajan untuk anak-anak kecil juga. Mungkinkah tradisi ini yang membuat seseorang menjadi malas untuk meminta maaf dan berterima kasih? Entahlah.

***

Hari berlalu, dan akhirnya saya akan segera mengakhiri masa liburan di Leboh. Sehari sebelum penerbangan kami menginap di rumah Om Man (Balai Karimun). Dari Leboh saya berangkat terlebih dahulu dengan bulek Tini ke Balai Karimun. Rasanya surga, akhirnya bisa menikmati listrik 24 jam, akhirnya bisa mendapatkan sinyal, dan yang paling berharga adalah saya bisa berkeliling di Balai.

Saya dan bulek berkeliling menggunakan motor, rasanya sangat nikmat. Keinginan untuk makan mie ayam pun akhirnya terwujud, dan rasa mie ayam-nya JUARA guys. Enak sekali. Super duper mantap. Dan di sinilah saya baru paham kalau KEPRI itu adalah singkatan dari Kepulauan Riau. Oh my lord. 

Sore harinya om Man dan suami baru tiba di Balai. Dari penjelasan suami,  ada beberapa kapal yang melewati Leboh namun tak mengambil penumpang di Leboh yang kemudian ketika kembali ke rumah, Tuk menertawakan suami awak. Alhasil mereka baru berangkat ketika sore menjelang.

Bandara Hang Nadim Batam

Salah Satu Pulau Sebelum Sampai di Leboh

Pelabuhan Leboh yang Tidak Jauh dari Rumah Tuk

Masjid Sholat Tarawih dan Ied yang Tidak Jauh dari Rumah Tuk

Balai Karimun, Rumah Om Man

Bakso Arema, Mie Ayam Super Lezat

Bus Kota Balai Karimun

Steak Ala Bulek Tini

Bandung, 30 Juni 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album


Ramadhan Planner 2018



Ramadhan is coming, and we're all in a battle

Alhamdulillah ramadhan is coming. Lalu sudah siapkah jiwa kita menyambutnya? Sudahkah raga kita siap untuk menyambutnya?  Jika belum lalu bagaimana? Yasudah jalani saja. Usahakan yang terbaik untuknya.

Bersyukur adalah salah satu cara berterima kasih kepada Allah yang menghendaki kita sampai pada bulan yang penuh berkah ini.

Di sini saya mempunyai ebook ramadhan planner yang boleh di-download dengan gratis, sehingga dengan adanya ebook ini kita bisa semakin maksimal menjalani puasa kali ini.



Bandung, 15 Mei 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google Album
H-2 goes to Ramadhan 1439 H

Dasar Pendidikan Anak


Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”
(QS. Luqman : 13) 

Kita akan bertanya "Bagaimana Pendidikan dari orang-orang hebat? Salahuddin Al Ayubi atau Rasulullah?".

***

Jika kita belajar mendalam bagaimana orang-orang hebat itu hadir, maka akan kita temukan bahwa di belakang orang tersebut maka terdapat orang-tua yang begitu hebat dan tangguh.

Orang tua harus memberikan pendidikan kepada anak secara tepat. Dalam parenting nabawiyah terdapat tiga dasar pendidikan anak yang harus diajarkan orang tua kepada anaknya dengan syarat orang tua pun harus paham betul dan terpatri dalam dirinya dasar pendidikan tersebut.

3 Dasar pendidikan anak antara lain:

  1. Tauhid
  2. Mengesakan Allah hingga terbentuk konsekwensi akan pengtauhidan dalam diri.

  3. Kalimat yang lurus
  4. Setiap kata yang terlontar dari mulut adalah suatu kejujuran, tanpa ada satu hal pun yang ditutup-tutupi atau disembunyikan, meskipun menyakitkan. Namun harus menggunakan perkataan yang baik dan pantas.

  5. Syukur
  6. Senantiasa bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada hambanya, nikmat dalam ukuran apapun. 

Jakarta, 4 April 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google Album

#RIYANITAWEDDING

Hati ini saling terpaut tanpa pernah mengerti
Cukuplah Allah dan Rasul menjadi muara cinta kami
Semoga akad mengikat kami dalam keberkahan dan kebaikan
Sakinah ma waddah wa rahmah senantiasa bersama dan menjaga kami
Surga menjadi pelabuhan terakhir kami

Riyan & Anita

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah pemilik semesta alam. Alhamdulillah Boyolali, 10 Maret 2018 saya telah resmi menjadi istri Nurindriyan Bintang Pamungkas. Tak ada kata lain yg bisa mendiskripsikan perasaan saya kecuali Alhamdulillah.

Perjalanan kami terhitung amat panjang. Singkat ceritanya ada di postingan #riyanitawedding Hehehe. Detailnya rahasia dong. Jangan terlalu kepo ye, karna masing-masing manusia punya cerita hidupnya sendiri tergantung bagaimana ia membuatnya bahagia.

So then, saya di khitbah 17 Desember 2017 dan 10 Maret 2018 saya menikah. Singkat ya waktunya. Lalu bagaimana persiapannya?

Mungkin dari sekian banyak calon pengantin, saya termasuk 10 persen yang mengalami sindrom penurunan berat badan yang drastis. Kalau yang lain biasanya baju nikahan menjadi sesak, berbeda dengan saya yang baju nikahan semakin melebar. Yah saya sukses turun 7kg mejelang 1 bulan pernikahan. Sisanya? Jangan tanya, karena takut semakin menurun saya tidak menimbang berat badan saudaraaa.

Lalu kalian pasti bertanya-tanya, how? how? how? Jangan tanya saya, karna saya juga tidak tahu. Saya nyaris tiap hari makan di jam krusial (10pm or lebih) malah. Lalu? Kalau dari segi analisis sih sepertinya fikiran. Apa yang saya fikirkan? Entahlah.

Nah lanjut, dari persiapan waktu yang begitu singkat itu banyak suka-duka nya memang. Saya ini anaknya ga bisa diem, penuh imajinasi, kreatif jadilah konsep acara pernikahan ini saya rancang sendiri dan usahakan sendiri dari A-Z. 

Undangan, baju pernikahan, mahar dan seserahan, dekorasi tambahan acara, buku tamu, souvenir tamu undangan, souvenir anak yatim, dan lain-lain adalah buah karya saya pribadi (ide dan pembuatannya).

Keberkahan adalah tujuan yang saya inginkan, maka pernikahan ini diusung dengan sederhana namun berkesan (Simple makes perfect). 

Akad, waktu itu saya entah kenapa saya ingin menikah di Masjid Ageng Boyolali. Masjid ini tergolong masjid paling besar di Boyolali yang baru di bangun beberapa dekade lalu.halaman masjid yang super duper besar membuat saya makin terpesona dengan masjid ini. Masjid ini milik pemerintah kabupaten. Awalnya saya merasa hopeless bisa akad di sana. Namun alhamdulillah dengan pertolongan Allah, abah saya berhasil membooking masjid itu untuk akad pernikahan kami.

Masjid Ageng Boyolali

Selanjutnya konsep syukuran, waktu itu saya hanya ingin setelah akad hanya mengadakan syukuran ala kadarnya (makan-makan di restoran atau di resto saja) dan mengundang beberapa anak yatim. Lalu acaranya tidak perlu ribet-ribet sehingga tidak merepotkan banyak orang. Alhamdulillah rencana ini didukung oleh abah, abah setuju dengan konsep yang begini. Abah yang memberikan pilihan tempat kepada saya, dan kemudian saya langsung terpesona dengan tempat nikah yang begitu njawani, klasik nan elegan. Pas banget dengan keinginan saya. Lalu untuk menu makanannya abah yang menentukan.

Printilan lain semisal perias, musik, dekor tempat pada akhirnya saya mengikuti vendor pilihan abah, agar tak lebih banyak drama yang terjadi tentunya. Vendor yang kami pilih adalah vendor yang dulu pernah menjadi perias pernikahan kakak saya pada tahun 2003. 

Syukur yang tak terkira adalah ketika vendor-vendor ini paham betul maksud saya. Haha. Dalam segi rias, mungkin saya termasuk ribet namun alhamdulillah vendor (aka mba yudit) saya maklum. Untuk video dan photo kami saat itu pasrah saja sama mba yudit. Dan datanglah mas leo dan tim-nya yang super duper kece. 

Pernikahan ini sangat berarti buat saya, saya sangat merasa special. Meskipun terbilang pernikahan yang diadakan jauh sekali dengan pernikahan kakakku (super mewah dan megah), yang berhasil membuat tak cuma satu dua anggota dari keluarga besar yang menangis, cibiran beberapa kluarga tetangga yang pasti ada. Tapi yang pasti adalah abahlah yang menikahkanku secara langsung kepada mas, abah yang menghantarkanku sendiri ke pintu pernikahan ini.

Jika suatu ketika aku tak sanggup berdiri dengan tegak, aku akan mengingat bahwa aku adalah anak paling beruntung yang abah sendirilah yang menikahkanku dengan calon suami yang aku pilih karena Allah, akhlak, agama, dan ibunya.

*Memories*

Undangan Pernikahan #riyanitawedding


Mahar Box

Seperangkat Alat Solat - Seserahan

Souvenir Tamu Undangan

Souvenir 1 - Anak Yatim

Gaun Pernikahan Anita Sari Sukardi

Prosesi Akad Nikah

#riyanitawedding

#riyanitawedding

Acara Melepas Balon Untuk Seru-seruan Bersama

Jakarta, 28 Maret 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album

Di Balik Kisah #RIYANITAWEDDING


#RIYANITABERSENYAWA 
Saturday, 10th March 2018

Hati ini saling terpaut tanpa pernah mengerti
Cukuplah Allah dan Rasul menjadi muara cinta kami
Semoga akad mengikat kami dalam keberkahan dan kebaikan
Sakinah ma waddah wa rahmah senantiasa bersama dan menjaga kami
Surga menjadi pelabuhan terakhir kami

Riyan & anita


Nurindriyan Bintang Pamungkas
Anak pertama dari Alm. Pak Bintang & Bu Nur. Biasa dipanggil dengan Riyan.
"Success is only option, Be with someone who brings out the best in you. Everyone makes mistakes" kutipnya dalam account istagram.

Anita Sari
Anak ragil (terakhir) dari pernikahan Pak Kardi & Bu Pini.
Say, “Surelymy prayer and my sacrifice, my life, and my dying, belong to Allah, the Lord of the world-dwellers.” (QS. Al-An'am : 162). Salah satu ayat al quran yang membuat gadis ini selalu percaya bahwa dia harus berusaha menjadi gadis yang baik untuk Allah dan Rasulnya. 

   KISAH
2009. Kisah ini bermula. Laki-laki kurus, bertampang pas-pasan, dan dengan pembawaan malu-malu kucing itu tiba-tiba menghampiri gadis kecil, ceria, supel, yang cukup hits di kalangan STM 1 Solo (Wajar, karena wanita hanya 10% di sekolah) seusai jam pelajaran sekolah di ruang Lab Komputer seraya ingin berkenalan. "Mba boleh minta nomor teleponnya?"

2010. Laki-laki itu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Politeknik Telkom. Tempat di mana gadis itu juga belajar. Barang kali ia mengejar gadis itu, namun entahlah. Cukup lama Allah memberikan jarak untuk mereka. Mereka belajar tentang kehidupan dengan cara dan kisahnya masing-masing. Hati mereka saling terpaut tanpa pernah mengerti.

2017. Tiba-tiba ada pesan yang tidak biasa masuk ke ponsel gadis itu dari sang lelaki.
17 Desember 2017 "Akhiri atau teguhkan". Tiba akhirnya gadis itu harus memutuskan. Hari itu menjadi jawaban doa sang gadis akan doa-doanya selama ini. Sebuah cincin bermata satu pilihan ibu laki-laki itu menjadi penanda bahwa gadis kecil itu adalah gadis yang dipilih untuk menjadi teman hidup, setelah sekian banyak wanita yang menghampirinya. Gadis itu tersenyum, seraya berkata "Terima kasih Ya Allah".

Menikah adalah separuh penyempurnaan dari penghambaan seorang umat kepada Allah.
Karena itulah pernikahan bukanlah hal yang remeh, yang sekedar menghalalkan dan mempunyai keturunan.
Pernikahan adalah salah satu gerbang besar kehidupan sehingga harus dipersiapkan sebaik mungkin,
dan dilaksanakan dengan ikhtiar terbaik sehingga Allah meridhai dunia dan akhirat.
Dan surga menjadi pelabuhan terakhir bersama.

***
Stepping a new stage of life together as a family,
they believe that it leads them to share more.
The two becomes one that will also strengthen their dream chasing journey.


#riyanitawedding


Memaknai Sebuah Undangan

Undangan


Mendapatkan undangan itu berat, karena hukumnya wajib bagi kita yang menerima undangan. Kita wajib menghadiri undangan tersebut jika tidak ada uzur atau halangan yang syar'i untuk tidak datang atau menolak undangan tersebut. Maka bagi pengundang pun berat bebannya, karena harus mengetahui kadar kemampuan orang yang akan diundang.

Berikut adalah dalil yang menguatkan kewajiban memenuhi undangan.
Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara.” Lalu beliau ditanya; ‘Apa yang enam perkara itu ya Rasulullah?’ Beliau menjawab: “Bila engkau bertemu dengannya, ucapkanlah salam kepadanya, bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya.
(HR.Muslim)

Jika salah seorang di antara kalian diundang walimah, maka hadirilah.
(HR. Bukhari no. 5173 dan Muslim no. 1429)

Imam Ash Shan’ani rahimahullah menyebutkan, “Para ulama mengkhususkan wajibnya memenuhi undangan walimah dan semacamnya. Selain itu dihukumi sunnah. Karena untuk undangan walimahan diancam dengan suatu hukuman, sedangkan untuk undangan lainnya tidak demikian.” (Subulus Salam, 8: 133).

Namun ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa mendapatkan undangan itu bersifat sunnah (Jumhur Ulama).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai tetangga seorang bangsa Persia yang pandai memasak. Pada suatu hari dia memasak hidangan untuk Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam. Setelah itu dia datang mengundang beliau. Beliau bertanya: “‘Aisyah bagaimana? orang itu menjawab: ‘Dia tidak!’, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau begitu aku juga tidak!”, orang ittu mengulangi undangannya kembali. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bertanya: “‘Aisyah bagaimana?” orang itu menjawab: ‘Dia tidak!’, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau begitu aku juga tidak!” Orang itu mengulangi undangannya pula. Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam bertanya: “‘Aisyah bagaimana?” Jawab orang itu pada ketiga kalinya; ‘Ya, ‘Aisyah juga.’ Maka Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam pergi bersama ‘Aisyah ke rumah tetangga itu.
Hadst Anas

Jakarta, 8 Februari 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album

Jujur Kepada Diri Sendiri


Kita tak akan benar-benar bahagia sebelum kita mengenali diri kita sendiri.
(Anita Sari Sukardi)

Jujur dalam KBBI berarti a) lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya). b) tidak curang (misalnya dalam, dengan mengikuti aturan yang berlaku). c) tulus; ikhlas. Sudahkah kita jujur terhadap diri sendiri? Sudahkah kita jujur kepada orang lain?

Untuk kalian yang berani mengambil langkah, gue sangat saluuut karena bukan hal yang mudah untuk jujur terhadap diri sendiri, mungkin kita sering menjunjung tinggi kata itu. Namun tanpa sadar diri kita justru membohongi diri sendiri.

Termasuk gue. Sejauh ini ternyata gue adalah tipikal orang yang tidak ingin menyakiti hati orang lain, dan lebih memikirkan orang lain ditimbang diri sendiri. Akibatnya adalah gue sering kali sesak di hati, sering merasa tak adil atas semesta ini (*padahal mah memang diri sendiri yang membuat ulah). Beberapa waktu lalu, gue menulis tentang mimpi di akun instagram. "Mimpiku sederhana, bahagia!". Yah dari situlah gue mulai berdamai dengan diri sendiri, menghargai diri sendiri lebih baik lagi. Meskipun sejujurnya sebelum itu gue sudah mencoba, yang berbeda adalah kali ini adalah totalitas terhadap itu.

Dulu awalnya terasa memang sulit. Namun lambat laun gue terbiasa. Apa yang gue ga suka dari orang (*terdekat) akan gue bilang. Apa yang gue inginkan gue juga bilang ke orang yang bersangkutan. Apa yang gue ga suka dari orang lain juga gue bilang. Yang jelas apa yang gue lakukan adalah jujur terutama terhadap diri sendiri. Kalaupun orang lain tidak merespon, setidaknya gue sudah berusaha jujur.

Dampak positif yang gue dapatkan adalah gue bahagia atas apa yang telah gue lakukan, gue tidak menipu diri sendiri. Hati gue merasa lega, tenang. Sedangkan untuk dampak negatifnya, gue sih ga terlalu mikirin.

Percayalah, bahagia itu datangnya bukan dari materi atau dari orang lain. Melainkan dari diri sendiri. Maka belajar jujurlah pada diri sendiri tentang apa yang kamu mau dan kamu tidak suka. Jadikan diri menjadi orang yang lebih baik. Ketika pagi membuka mata, beryukurlah dan berterima kasihlah. Karena dirimu tidak meninggalkan dirimu.


Jakarta, 12 Januari 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album

Sabar Sebagai Puncak Kenikmatan Yang Hakiki


Siapkan seribu alasan untuk berhusnudzan dalam menghadapi ujian, sehingga kamu merasakan kenikmatan yang hakiki adalah buah dari kesabaran.
- Anita Sari Sukardi

Beberapa dekade ini secara tidak langsung, Allah mengajarkanku betapa berartinya sikap sabar dan hasil dari buah kesabaran merupakan nikmat yang hakiki.


Sabar itu tidak datang dari langit, karena sabar itu harus diperjuangkan.

Rasanya jika buah kesabaran itu adalah kenikmatan yang hakiki, maka menjalaninya pasti tidak mudah. Namanya juga ujian ya kan. Lalu apakah sabar itu harus melulu dengan ujian hidup yang selalu menderita? Tidak. Justru kesabaran ini menaungi kita dalam berbagai keadaan hidup. Entah senang ataupun susah. Sabar berkolaborasi dengan menahan diri, ikhlas, dan tawakal.

Apa yang kita niatkan dari awal ketika memutuskan suatu hal, maka jadikanlah itu sebagai penguat dalam kesabaran. Kalaulah kita kehabisan dalam bersabar, maka ingatlah bahwa kita punya seribu alasan untuk berhusnudzan. Jangan mengeluh atau mengutuki apa maunya Allah. Allah pasti punya rencana yang baik untuk kita. Bersyukurlah.

Jika boleh aku meminta, "Allah jadikan kesabaran menjadi salah satu akhlak yang akan membawaku ke pintu surga-Mu"

Tertanda aku yang sedang berjuang, belajar tentang arti sabar, bersabar dengan keadaan, bersabar dengan semua yang aku punya, bersabar dengan masa depan yang masih tanda tanya, dan tentu saja bersabar dengan berbagai macam perasaan.


Jakarta, 29 Januari 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album
  

Ketakutan



Udara pagi begitu menusuk hari ini. Mengingat beberapa kejadian belakangan ini yang terasa begitu berat. Saat ini nyaris 7kg berat badanku berkurang.

Bagaimana aku bisa percaya, jika dirimu saja tak mau berusaha mengusahakan menjaga perasaan seseorang? Lalu bagaimana aku nanti? Apakah denganmu surga menjadi semakin terasa dekat? Sedang air mata begitu sering jatuh. 

***

Di saat hati remuk, bersyukur otakku yang masih bekerja dengan waras memberiku pesan, "Ini hanyalah bagian cara Allah akan memuliakanmu. Failed or success bergantung caramu menyelesaikannya".

Sejujurnya di dunia ini tak pernah ada seorang pun yang menginginkan kesedihan, ketidaknyamanan, kekurangan. Hei tapi ingat ini adalah dunia, tempat di mana kita menanam semua hal yang nantinya akan kita panen di akhirat. Kita bergulat dengan berbagai macam cara pandang, yang tentunya kita sendiri tak tahu sejauh mana cara pandang itu.

Bagi kita yang paham betul dengan sifat dasar manusia lagaknya harus lebih bersikap dewasa, lebih toleran. Lantas bagaimana ternyata kebaikan kita, semua hal yang sudah kita usahakan ternyata sia-sia? Terkhianati? Entahlah, percaya saja bahwa Tuhan akan memberikan ganti yang terbaik pada akhirnya. Semua hal ini hanya skenario ujian.

Berkomitmen berarti saling memantaskan, bukan saling melengkapi. Kuatlah terlebih dahulu, karena jika ia pergi duniamu tak akan pernah runtuh dan kamu tak akan pernah terpuruk.

Masing-masing individu punya air mata kisahnya sendiri. Mungkin kamu akan cemburu dengan kisah orang lain yang tak seindah kisahmu. Ketika berat bagimu berkata, cukuplah Tuhan menjadi tempat sandaranmu dan pelabuhan terakhirmu.


Jakarta, 25 Januari 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album


Memulai Lagi Berjuang Lagi, Hai 2018


Allah selalu membuka pintu maafnya sampai hembusan nafas terakhir anak adam.
(Anita Sari Sukardi)


Tulisan ini bukan berarti karna aku ikut euforia 'Tahun Baru', bagiku setiap hari dan setiap hembusan nafas adalah adalah kesempatan. Kesempatan untuk menjadi pribadi yang lebih baik di mata Allah.

Satu tahun terlewat, banyak suka duka serta banyak pula target yang tidak tercapai. Sedih! But, i'm not the typical of person who easy to down. Hidup harus semangat. Mencari bekal pulang harus semangat bukan? Yah meskipun jauh dari kata sempurna, bahkan terlalu banyak dosa sepertinya.

Beberapa waktu belakangan ini aku begitu menyibukkan diri. Alih-alih ternyata berat badanku sukses turun hampir 5 kg. Bahagia? Iyalah. Yah meskipun dibilang udah terlalu kecil, tapi menurut gue dengan badan yang kecil justru membuat gue melangkah lebih ringan serta tidak merepotkan orang lain. Selain itu gue ga bakal kerepotan karna memilih baju kebesaran, ga kerepotan ga dapet kursi di mobil, ga kerepotan juga kalau makanan sudah pada habis. Toh perut gue kecil jadi nyemil dikit kenyang. Alhamdulillah.

Sejujurnya gue emang sengaja sih makan ga terlalu banyak, demi mengikuti ajaran baginda Rasulullah. Beliau mengajarkan pada gue bahwa kalau makan itu jangan sampe perut kenyang, selain itu menjaga body. Beliau not fat anyway. Beliau ganteng, beliau sexy dan tentunya perfect. Karna itulah gue juga ga mau jadi gendut.

Lantas apa yang saya kerjakan? Sebenarnya tidak yang begitu berat. Mungkin lebih ke otak yang bekerja terlalu capek. Yang jelas, apa yang saya usahakan semoga menjadi keberkahan dunia dan akhirat.

Di tahun ini semoga Allah memampukan saya untuk menyelesaikan segala ujian ini, kemudian berlanjut ke ujian berikutnya. Semoga saya menjadi istri yang diidam-idamkan suami serta keluarganya, menjadi lebih berbakti kepada orang tua, berpenghasilan dan jabatan lebih baik, lulus tahun ini,  bisa mengajar lagi, bisa melanjutkan bisnis, bisa jalan-jalan keliling indonesia, bisa melanjutkan studi tanpa halangan and last but forever semoga saya bisa semakin lebih taat kepada Allah, ndak bandel, nggak ngeyel, ga males baca buku and else yang panjang banget kalau dirunut. Amin.


Jakarta, 10 Januari 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album

Teriak Saja


Sabar, syukur. Karena Allah tahu yang kita butuhkan. Karena Allah lebih tahu tujuannya menguji kita untuk apa.

Jadi gue boleh teriak ga?
Gue boleh lari engga?

Jangan lari, karena lari tak akan menyelesaikan masalah. Mungkin beberapa hal yang kita rasa benar-benar merusak jiwa dan raga. Hal tersebut terlihat misalnya secara drastis berat badan yang turun, atau sulit sekali bagi kita untuk fokus terhadap suatu hal.

Di dunia ini pasti bukan hanya gue yang punya masalah, bukan hanya gue yang selalu berpandangan lurus-lurus saja. Nyatanya dunia lebih kejam dan lebih mencekam. Ketika visual lebih membunuh, ketika tamparan tak ubahnya seperti gigitan nyamuk. Semuanya boom. Meledak sudah.

Di hidup gue banyak hal yang tak adil dari perlakuan orang tua. Maybe beberapa orang di dunia ini juga merasakan yang sama. Menjadi korban masalah orang tua, yang dikait-kaitkan dengan hal lain yang begitu menyesakkan.

Hidup ga simpel guys, kalau hidup serius maka mungkin saja ga ada Surga dan Neraka.

Yang tahu masalah kita itu cuma kita, orang lain ga akan pernah tahu dan ga akan pernah merasa.

Sudahlah, merendah saja. Turunkan egomu 1 mili saja. Merendah tidak akan membuat kita rendah di sisi Allah kok.

Jadi solusinya apa?
Ambil air, berwudhu. Gelar sajadahmu. Tundukkan kepalamu.

Jakarta, 4 Desember 2017 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Unknown