"Adapun buih, akan hilang sebagai sesuatu yang tidak gunanya; tetapi yang bermanfaat bagi manusia, akan tetap ada di bumi."
(Penggalan QS. Ar Ra'd : 17)

Di Balik Kisah #RIYANITAWEDDING


#RIYANITABERSENYAWA 
Saturday, 10th March 2018

Hati ini saling terpaut tanpa pernah mengerti
Cukuplah Allah dan Rasul menjadi muara cinta kami
Semoga akad mengikat kami dalam keberkahan dan kebaikan
Sakinah ma waddah wa rahmah senantiasa bersama dan menjaga kami
Surga menjadi pelabuhan terakhir kami

Riyan & anita


Nurindriyan Bintang Pamungkas
Anak pertama dari Alm. Pak Bintang & Bu Nur. Biasa dipanggil dengan Riyan.
"Success is only option, Be with someone who brings out the best in you. Everyone makes mistakes" kutipnya dalam account istagram.

Anita Sari
Anak ragil (terakhir) dari pernikahan Pak Kardi & Bu Pini.
Say, “Surelymy prayer and my sacrifice, my life, and my dying, belong to Allah, the Lord of the world-dwellers.” (QS. Al-An'am : 162). Salah satu ayat al quran yang membuat gadis ini selalu percaya bahwa dia harus berusaha menjadi gadis yang baik untuk Allah dan Rasulnya. 

   KISAH
2009. Kisah ini bermula. Laki-laki kurus, bertampang pas-pasan, dan dengan pembawaan malu-malu kucing itu tiba-tiba menghampiri gadis kecil, ceria, supel, yang cukup hits di kalangan STM 1 Solo (Wajar, karena wanita hanya 10% di sekolah) seusai jam pelajaran sekolah di ruang Lab Komputer seraya ingin berkenalan. "Mba boleh minta nomor teleponnya?"

2010. Laki-laki itu memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di Politeknik Telkom. Tempat di mana gadis itu juga belajar. Barang kali ia mengejar gadis itu, namun entahlah. Cukup lama Allah memberikan jarak untuk mereka. Mereka belajar tentang kehidupan dengan cara dan kisahnya masing-masing. Hati mereka saling terpaut tanpa pernah mengerti.

2017. Tiba-tiba ada pesan yang tidak biasa masuk ke ponsel gadis itu dari sang lelaki.
17 Desember 2017 "Akhiri atau teguhkan". Tiba akhirnya gadis itu harus memutuskan. Hari itu menjadi jawaban doa sang gadis akan doa-doanya selama ini. Sebuah cincin bermata satu pilihan ibu laki-laki itu menjadi penanda bahwa gadis kecil itu adalah gadis yang dipilih untuk menjadi teman hidup, setelah sekian banyak wanita yang menghampirinya. Gadis itu tersenyum, seraya berkata "Terima kasih Ya Allah".

Menikah adalah separuh penyempurnaan dari penghambaan seorang umat kepada Allah.
Karena itulah pernikahan bukanlah hal yang remeh, yang sekedar menghalalkan dan mempunyai keturunan.
Pernikahan adalah salah satu gerbang besar kehidupan sehingga harus dipersiapkan sebaik mungkin,
dan dilaksanakan dengan ikhtiar terbaik sehingga Allah meridhai dunia dan akhirat.
Dan surga menjadi pelabuhan terakhir bersama.

***
Stepping a new stage of life together as a family,
they believe that it leads them to share more.
The two becomes one that will also strengthen their dream chasing journey.


#riyanitawedding


Memaknai Sebuah Undangan

Undangan


Mendapatkan undangan itu berat, karena hukumnya wajib bagi kita yang menerima undangan. Kita wajib menghadiri undangan tersebut jika tidak ada uzur atau halangan yang syar'i untuk tidak datang atau menolak undangan tersebut. Maka bagi pengundang pun berat bebannya, karena harus mengetahui kadar kemampuan orang yang akan diundang.

Berikut adalah dalil yang menguatkan kewajiban memenuhi undangan.
Hak seorang muslim terhadap seorang muslim ada enam perkara.” Lalu beliau ditanya; ‘Apa yang enam perkara itu ya Rasulullah?’ Beliau menjawab: “Bila engkau bertemu dengannya, ucapkanlah salam kepadanya, bila dia mengundangmu, penuhilah undangannya.
(HR.Muslim)

Jika salah seorang di antara kalian diundang walimah, maka hadirilah.
(HR. Bukhari no. 5173 dan Muslim no. 1429)

Imam Ash Shan’ani rahimahullah menyebutkan, “Para ulama mengkhususkan wajibnya memenuhi undangan walimah dan semacamnya. Selain itu dihukumi sunnah. Karena untuk undangan walimahan diancam dengan suatu hukuman, sedangkan untuk undangan lainnya tidak demikian.” (Subulus Salam, 8: 133).

Namun ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa mendapatkan undangan itu bersifat sunnah (Jumhur Ulama).
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mempunyai tetangga seorang bangsa Persia yang pandai memasak. Pada suatu hari dia memasak hidangan untuk Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam. Setelah itu dia datang mengundang beliau. Beliau bertanya: “‘Aisyah bagaimana? orang itu menjawab: ‘Dia tidak!’, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau begitu aku juga tidak!”, orang ittu mengulangi undangannya kembali. Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bertanya: “‘Aisyah bagaimana?” orang itu menjawab: ‘Dia tidak!’, Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Kalau begitu aku juga tidak!” Orang itu mengulangi undangannya pula. Nabi shallalahu ‘alaihi wasallam bertanya: “‘Aisyah bagaimana?” Jawab orang itu pada ketiga kalinya; ‘Ya, ‘Aisyah juga.’ Maka Rasulullah shallalahu ‘alaihi wasallam pergi bersama ‘Aisyah ke rumah tetangga itu.
Hadst Anas

Jakarta, 8 Februari 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album

Jujur Kepada Diri Sendiri


Kita tak akan benar-benar bahagia sebelum kita mengenali diri kita sendiri.
(Anita Sari Sukardi)

Jujur dalam KBBI berarti a) lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya). b) tidak curang (misalnya dalam, dengan mengikuti aturan yang berlaku). c) tulus; ikhlas. Sudahkah kita jujur terhadap diri sendiri? Sudahkah kita jujur kepada orang lain?

Untuk kalian yang berani mengambil langkah, gue sangat saluuut karena bukan hal yang mudah untuk jujur terhadap diri sendiri, mungkin kita sering menjunjung tinggi kata itu. Namun tanpa sadar diri kita justru membohongi diri sendiri.

Termasuk gue. Sejauh ini ternyata gue adalah tipikal orang yang tidak ingin menyakiti hati orang lain, dan lebih memikirkan orang lain ditimbang diri sendiri. Akibatnya adalah gue sering kali sesak di hati, sering merasa tak adil atas semesta ini (*padahal mah memang diri sendiri yang membuat ulah). Beberapa waktu lalu, gue menulis tentang mimpi di akun instagram. "Mimpiku sederhana, bahagia!". Yah dari situlah gue mulai berdamai dengan diri sendiri, menghargai diri sendiri lebih baik lagi. Meskipun sejujurnya sebelum itu gue sudah mencoba, yang berbeda adalah kali ini adalah totalitas terhadap itu.

Dulu awalnya terasa memang sulit. Namun lambat laun gue terbiasa. Apa yang gue ga suka dari orang (*terdekat) akan gue bilang. Apa yang gue inginkan gue juga bilang ke orang yang bersangkutan. Apa yang gue ga suka dari orang lain juga gue bilang. Yang jelas apa yang gue lakukan adalah jujur terutama terhadap diri sendiri. Kalaupun orang lain tidak merespon, setidaknya gue sudah berusaha jujur.

Dampak positif yang gue dapatkan adalah gue bahagia atas apa yang telah gue lakukan, gue tidak menipu diri sendiri. Hati gue merasa lega, tenang. Sedangkan untuk dampak negatifnya, gue sih ga terlalu mikirin.

Percayalah, bahagia itu datangnya bukan dari materi atau dari orang lain. Melainkan dari diri sendiri. Maka belajar jujurlah pada diri sendiri tentang apa yang kamu mau dan kamu tidak suka. Jadikan diri menjadi orang yang lebih baik. Ketika pagi membuka mata, beryukurlah dan berterima kasihlah. Karena dirimu tidak meninggalkan dirimu.


Jakarta, 12 Januari 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Personal Album