![]() |
Perjalanan Hidup Manusia |
Bicara mengenai kematian, tak sedikit orang yang ditanya tentang kematian menjawab "Kematian pasti datang" dan sering kali terdengar jawaban "Saya tidak siap mati". Sebenarnya ada beberapa alasan yang membuat manusia berkata "Saya tidak siap mati", antara lain tidak mengenal tuhan, tidak memiliki persiapan yang cukup untuk mati, dan khawatir dengan keluarga yang akan ditinggalkan.
Sering kita jumpai Al-Quran sering membicarakan tentang kematian. Al-Quran menyamakan kematian dengan tidur. Karenanya lah sakaratul maut (datangnya kematian) tidak selalu diartikan dalam kengerian (menyakitkan). Sakaratul maut menghampiri setiap umat manusia secara menyenangkan atau menyakitkan tergantung pada faktor eksteren amal seseorang.
Sehingga manusia tidak perlu takut dengan datangnya kematian, yang perlu ditakuti adalah apa yang terjadi setelah kematian. Yaitu pertanggungjawaban atas apa yang telah dilakukan di dunia tentang tiga hal di bawah ini;
- Umur
- Harta
- Ilmu
Lalu bagaimanakah proses kematian itu terjadi?
A. Sebelum Mati
Akan dimulai dengan nyawa akan terasa menghilang sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya nyawa berada di puncaknya yaitu di kerongkongan. Ketika nyawa berada di kerongkongan maka beberapa orang di sekitarnya akan mendengar suara melekik yang keluar.
B. Mati
Ketika telah mati maka roh manusia akan pergi ke alam barzah, pada saat ini diindikasikan bahwa jasat berada di kubur. Alam barzah diumpamakan sebagai ruangan yang tertutup kaca, apabila roh menoleh ke kiri maka akan terlihat keadaan di dunia. Roh melihat keluarga-keluarga yang ditinggalkan. Sedangkan apabila roh menoleh ke kanan, roh akan melihat gambaran akhiratnya nanti (surga atau neraka). Maka sebagai manusia yang masih hidup dan keluarga dari roh yang telah meninggal sebaiknya kita menjaga perbuatan kita agar roh tersebut tidak sedih, dan tidak merasa terbebani. Di Alam barzah inilah roh menanti ditiupnya sangkakala.
Ketika terdengar tiupan sangkakala ke dua, semua orang digiring ke Padang Mahsyar dengan keadaan telanjang. Pada saat itu semua orang sibuk dengan urusan masing-masing.
Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk menjemput maut?
Sejatinya manusia di dunia ini ada dua kondisi antara lain menyelesaikan tugas sebagai seorang muslim/manusia yaitu menciptakan kedamaian (Tuhan, orang lain, lingkungan) dan menanti kematian dengan siap dan melupakan kematian.
Sehingga satu-satunya yang bisa kita lakukan selagi masih ada waktu adalah "Jangan mati kecuali dalam islam", apa maksudnya? Yaitu jangan sesaatpun menjauh dari tuntunan Islam. Jika ingin menjemput maut, jangan sekali-kali keluar dari koridor ajaran islam. Selalu bersiap setiap saat melakukan kebaikan untuk menciptakan kedamaian (Tuhan, orang lain, lingkungan) dalam koridor Islam.
A. Sebelum Mati
Akan dimulai dengan nyawa akan terasa menghilang sedikit demi sedikit. Hingga akhirnya nyawa berada di puncaknya yaitu di kerongkongan. Ketika nyawa berada di kerongkongan maka beberapa orang di sekitarnya akan mendengar suara melekik yang keluar.
B. Mati
Ketika telah mati maka roh manusia akan pergi ke alam barzah, pada saat ini diindikasikan bahwa jasat berada di kubur. Alam barzah diumpamakan sebagai ruangan yang tertutup kaca, apabila roh menoleh ke kiri maka akan terlihat keadaan di dunia. Roh melihat keluarga-keluarga yang ditinggalkan. Sedangkan apabila roh menoleh ke kanan, roh akan melihat gambaran akhiratnya nanti (surga atau neraka). Maka sebagai manusia yang masih hidup dan keluarga dari roh yang telah meninggal sebaiknya kita menjaga perbuatan kita agar roh tersebut tidak sedih, dan tidak merasa terbebani. Di Alam barzah inilah roh menanti ditiupnya sangkakala.
Ketika terdengar tiupan sangkakala ke dua, semua orang digiring ke Padang Mahsyar dengan keadaan telanjang. Pada saat itu semua orang sibuk dengan urusan masing-masing.
Ya Allah, permudahkanlah perhitungan amalku
Lalu bagaimanakah cara yang tepat untuk menjemput maut?
Sejatinya manusia di dunia ini ada dua kondisi antara lain menyelesaikan tugas sebagai seorang muslim/manusia yaitu menciptakan kedamaian (Tuhan, orang lain, lingkungan) dan menanti kematian dengan siap dan melupakan kematian.
Sehingga satu-satunya yang bisa kita lakukan selagi masih ada waktu adalah "Jangan mati kecuali dalam islam", apa maksudnya? Yaitu jangan sesaatpun menjauh dari tuntunan Islam. Jika ingin menjemput maut, jangan sekali-kali keluar dari koridor ajaran islam. Selalu bersiap setiap saat melakukan kebaikan untuk menciptakan kedamaian (Tuhan, orang lain, lingkungan) dalam koridor Islam.
Bandung, 12 Oktober 2018 | ©www.anitasarisukardi.com
Image Source: Google Source
Speaker: M. Quraish Shihab
Speaker: M. Quraish Shihab
0 komentar :
Posting Komentar